Sabtu, 08 November 2014

Formulasi Pestisida

Bahan aktif pestisida merupakan bahan penyusun penting, suatu formulasi pestisida untuk dipasarkan tidak di produksi dalam bentuk murni, bahan aktif murni hanya dibuat khusus untuk keperluan penelitian atau pengawasan mutu formulasi pestisida, pada tingkat permulaan pestisida dibuat dalam bentuk bahan aktif teknis, bahan ini merupakan campuran bahan aktif murni dan bahan antara lainnya, agar bahan aktif teknis tersebut dapat lebih efektif dan efisien dalam mengendalikan hama sasaran yang tempat hidup dan cara hidupnya bervariasi sebelum dipasarkan bahan aktif teknis tersebut lebih dahulu dicampurkan dengan bahan penguat (sinergis) dan bahan pembantu (ajuvan), bahan-bahan tambahan yang tidak bersifat insektisida tersebut secara umum sering disebut dengan ingredient, pemberian bahan-bahan pembantu dapt meningkatkan adhesi atau pelekatan, pencampuran, tekanan permukaan, persistensi dilingkungan dan sebagai pembawa pestisida.

Sinergis merupakan bahan yang tidak beracun bagi serangga namun bila bahan tersebut dicampurkan dapat menambah toksisitas pestisida, biasanya campuran tersebut berbanding 10:1 atau 8:1 antara sinergis dan insektisida, beberapa sinergis antara lain piperonil butoksid dan MGK 204.

Bahan pembantu atau ajuvan diberikan bermacam-macam antara lain, solven untuk meningkatkat daya larut, diluent sebagai bahan pembawa dan daya penyelimutan, striker untuk meningkatkan daya lekat, surfaktan untuk meningkatkan daya sebar dan pembasahan pada permukaan, dan deodoran untuk memberikan bau harum.

Campuran bahan aktif teknis, sinergis dan bahan pembantu disebut formulasi pestisida, ada banyak produsen pestisida yang membeli bahan aktif teknis dari suatu perusahaan dan menambah dengan bahan-bahan pembantu tertentu yang kemudian dipasarkan sebagai formulasi insektisida dengan nama dagang tertentu, oleh karena itu untuk suatu jenis bahan aktif dipasar terdapat banyak formulasi dengan nama dagang yang berbeda, perbedaan antara beberapa formulasi untuk bahan aktif yang sama dapat disebabkan pada perbedaan dalam susunan bahan tambahan dan bahan pembantu dan juga pada susunan bahan pembentuk bahan aktif teknis, secara umum banyak sekali jenis formulasi pestisida telah dikembangkan untuk kepentingan pemakai dan telah tersedia di pasaran.
menanam-tanaman
(Sumber foto: www.allacronyms.com)

Jenis-jenis formulasi pestisida
1. Formula cair
Susunan formulasi cair adalah bahan aktif, pelarut dan bahan tambahan lain seperti bahan pengemulsi dan bahan perekat.
a. Emulsifiable Concentrate (EC)
EC merupakan formulasi insektisida yang paling banyak dan umum ditemukan, formulasi ini terdiri dari bahan aktif teknis, cairan pelarut untuk bahan aktif dan pengemulsi.
b. Soluble Concentrate in water (SCW) atau water soluble concentrate
Formulasi ini mirip dengan EC teapi jika dicampurkan dengan air tidak akan membentuk emulsi, melainkan membentuk larutan homogen. Umumnya larutan ini digunakan dengan cara disemprotkan.
c. Aquaeous Solution/Aquaeous Suspension (AS) atau Aquaeous Concentrate (AC)
Merupakan pekatan yang dilarutkan dalam air. Pestisida yang diformulasikan dalam bentuk AS/AC umumnya adalah pestisida berbentuk garam yang mempunyai kelarutan yang tinggi dalam air. Digunakan dengan cara disemprotkan.
d. Soluble Liquid (SL)
Pekatan cair yang jika dicampurkan dengan air akan membentuk larutan.
e. Flowable (F) atau Flowable in Water (FW)
Formulasi F atau FW berupa konsentrat cair yang sangat pekat (mirip pasta, tetapi masih dapat dituangkan), jika dicampurkan dengan air F atau FW akan membentuk emulsi (butiran zat padat yang melayang dalam media cair) sama dengan WP, FW adalah WP yang dibasahkan.
f. Ultra Low Volume (ULV)
Sediaan khusus untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah yaitu volume semprot antara 1 - 5 liter per ha. ULV umumnya merupakan sediaan siap pakai tanpa harus dicampur lagi dengan air.
g. Aerosol (A)
Merupakan formulasi yang sering digunakan untuk insektisida dalam rumah tangga, di pekarangan atau di rumah kaca. Dalam pembuatannya insektisida terlebih dahulu dilarutkan dalam zat pelarut berupa minyak yang menguap. Larutan ini kemudian diberi tekanan udara dalam kaleng dengan gas propelan seperti karbondioksida atau fluorocarbon.

Jenis formulasi pestisida ini belum lengkap kiranya, tanpa kita ketahui apa saja bentuk pestisida ataupun herbisida yang biasa digunakan untuk tanaman, untuk anda yang ingin mengenal berbagai racun pestisida dan herbisida, silahkan baca artikel ini [Daftar racun herbisida dan pestisida untuk pengendalian gulma pada tanaman sayuran].

Demikian penjelasan kita tentang formulasi pestisida, sampai jumpa di artikel lainnya, salam ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar