Senin, 17 November 2014

Cara Mudah Membuat Emping Melinjo

Melinjo merupakan tumbuhan tahunan berbiji terbuka, berbentuk pohon yang berumah dua (dioecious, ada individu jantan dan betina). Bijinya tidak terbungkus daging tetapi terbungkus kulit luar. Batangnya kokoh dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Daunnya tunggal berbentuk oval dengan ujung tumpul. Melinjo tidak menghasilkan bunga dan buah sejati karena bukan termasuk tumbuhan berbunga. Yang dianggap sebagai buah sebenarnya adalah biji yang terbungkus oleh selapis aril yang berdaging.

Tanaman melinjo dapat tumbuh mencapai 100 tahun lebih dan setiap panen raya mampu menghasilkan melinjo sebanyak 80 - 100 Kg, Bila tidak dipangkas bisa mencapai ketinggian 25 m dari permukaan tanah.

Tanaman melinjo dapat diperbanyak dengan cara generatif (biji) atau vegetatif (cangkokan, okulasi, penyambungan dan stek).

Tempat Hidup
Tanaman melinjo dapat tumbuh pada tanah-tanah liat/lempung, berpasir dan berkapur, tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam tinggi dan dapat tumbuh dari ketinggian 0 - 1.200 m dpl. Lahan yang akan ditanami melinjo harus terbuka atau terkena sinar matahari, lubang tanam berukuran 60 X 60 X 75 cm, dengan jarak tanam 6 - 8 m.

Melinjo dapat ditemukan di daerah yang kering sampai tropis. Untuk tumbuh dan berkembang, melinjo tidak memerlukan tanah yang bernutrisi tinggi atau iklim khusus. Melinjo dapat beradaptasi dengan rentang suhu yang luas. Hal inilah yang menyebabkan melinjo sangat mudah untuk ditemukan di berbagai daerah kecuali daerah pantai karena tumbuhan ini tidak dapat tumbuh di daerah yang memiliki kadar garam yang tinggi.

Di Indonesia tumbuhan melinjo tidak hanya dapat dijumpai di hutan dan perkebunan saja. Di beberapa daerah tumbuhan melinjo ditumbuhkan di pekarangan rumah atau kebun rumah dan dimanfaatkan oleh penduduk secara langsung.

Pemanfaatan
Melinjo jarang dibudidayakan secara intensif. Kayunya dapat dipakai sebagai bahan papan dan alat rumah tangga sederhana. Daun mudanya (disebut sebagai so dalam bahasa Jawa) digunakan sebagai bahan sayuran (misalnya pada sayur asem). Bunga (jantan maupun betina) dan bijinya yang masih kecil-kecil (pentil) maupun yang sudah masak dijadikan juga sebagai sayuran. Biji melinjo juga menjadi bahan baku emping. Kulitnya bisa dijadikan abon kulit melinjo.

kandungan nutrisi
penelitian yang sudah dilakukan pada melinjo menujukkan bahwa melinjo menghasilkan senyawa antioksidan. Aktivitas antioksidan ini diperoleh dari konsentrasi protein tinggi, 9-10 persen dalam tiap biji melinjo. Protein utamanya berukuran 30 kilo Dalton yang amat efektif untuk menghabisi radikal bebas yang menjadi penyebab berbagai macam penyakit.

Di Jepang dilakukan penelitian dan dilaporkan bahwa melinjo termasuk tumbuhan purba yang secara evolusi dekat dengan tanaman Ginkgo biloba yang ada di Jepang.

Ginkgo adalah spesies pohon hidup tertua, yang telah tumbuh selama 150-200 juta tahun dan dipercaya sebagai tonik otak karena memperkuat daya ingat. Daun Ginkgo juga punya khasiat antioksidan kuat dan berperan penting dalam oksidasi radikal bebas penyebab penuaan dini dan pikun.

Sampai saat ini, doktor biokimia dari Osaka Prefecture University, Jepang telah mengisolasi dua jenis protein yang menunjukkan aktivitas antioksidan tinggi. Dari seluruh bagian tumbuhan melinjo yang pernah diekstraknya, mulai dari daun, kulit batang, akar, sampai biji, ditemukan protein paling potensial adalah dari biji. Riset menunjukkan aktivitas antioksidan dari kandungan fenolik ini setara dengan antioksidan sintetik BHT (Butylated Hydroxytolune).

Selain itu melinjo juga merupakan antimikroba alami.[4] Itu artinya protein melinjo juga bisa dipakai sebagai pengawet alami makanan sekaligus obat baru untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Peptida yang diisolasi dari biji melinjo diindikasikan punya potensi aktif menghambat beberapa jenis bakteri gram positif dan negatif. (sumber ; wikipedia)

Cara membuat emping melinjo
Untuk membuat emping melinjo kita membutuhkan alat-alat sebagai berikut
1. batu hitam tebal permukaan rata/licin
2. Palu besi
3. pisau
4. anyaman bambu
5. baskom
6. palu kayu
7. bakul dari anyaman bambu
8. kantong plastik
9. niru
10. paran-paran tempat menjemur

Bahan-bahan yang dibutuhkan
1. buah melinjo (dari 2 kg melinjo bisa menghasilkan 1 kg empingya)

Langkah-langkah membuat emping melinjo
1. Pilihlah biji melinjo yang sudah tua.
2. lepaskan kulit melinjo dengan pisau
3. lepaskan kulit keras biji melinjo dengan merendang atau merebusnya terlebih dahulu, merendang biji melinjo bisa dilakukan dengan dua cara yaitu ;
a.. merendang dengan menggunakan pasir, masukkan biji melinjo yang sudah dikupas kulit luarnya, terus diaduk-aduk dengan irus
b. merendang menggunakan pasir, pasir dipanaskan terlebih dahulu, kemudian masukkan biji melinjo lalu aduk bersama pasir panas
4. Biji melinjo direbus dalam kukusan
5. Pengupasan kulit keras, biji-biji melinjo kita angkat dalam keadaan panas, kemudian dipukul dengan palu kayu.
6. Biji melinjo yang baru terkelupas kulit kerasnya dipukul satu persatu diatas batu licin.
7. jika kita ingin membuat ukuran empingnya kecil, cukup memukul satu persatu biji melinjo, jika ingin membuat empingnya besar kita gandengkan beberapa biji melinjo dengan cara memukulnya sampai keduanya menyatu.
8. Gunakan seng untuk mengambil emping dari batu.
9. Letakkan emping dalam anyaman bambu
10. Jemur emping di panas matahari, usahakan emping basah jangan sampai terkena debu atau kotoran lain
11. Setelah emping kering kumpulkan dalam niru.
12. Kemudian pilih dan kelompokan susuai ukurannya.
13. Pada tahap ini emping melinjo sudah bisa dipasarkan dalam bentuk mentah.


kompas musafir
(Sumber foto ; bisnisukm.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar