Minggu, 31 Agustus 2014

Cara Membuat Vertical Garden, Taman Vertikal

menanam-tanaman
(Sumber foto: goodshomedesain.com)


Pernah kah sobat bloger membayangkan memiliki taman yang disusun dalam bidang vertikal?. Nah kalau belum, sekarang ini telah dikembangkan di kota-kota besar namanya Vertical Garden atau taman vertikal, tentu saja fungsinya sama seperti taman-taman pada umunya memberikan tambahan oksigen, sebagai ruang hijau terbuka dan dapat mengurangi suhu. Hampir mirip dengan hirdoponik, bercocok tanam tanpa tanah, bahkan vertical garden ini bisa dibuat di tembok-tembok rumah, selain unik juga menambah keindahan rumah sobat bloger. 

Sebelum kita membahas cara membuatnya, sebaiknya sobat bloger tahu terlebih dahulu tentang media yang digunakan, yaitu nonwoven geotextile dan velt dari bahan sabuk kelapa. Velt sabuk kelapa dibuat dalam bentuk papan dengan ukuran 50 cm dan tebal 30 cm. Lebih unggul dalam hal menyimpan air daripada geotextile, dan mudah didapatkan dengan harga yang relatif terjangkau.

Berikut cara membuat vertical garden:

1. Buat konstruksi di bagian belakang (frame baja ringan) dengan rongga sekitar 7 cm dari tembok. Ini penting agar media tanam langsung bersentuhan dengan tembok karena akan lembab. Ukuran frame sekitar 0,5 m x 1 m. Jika terlalu luas, misalnya 1 m x 1 m, karpet akan melengkung di bagian tengah sehingga air akan mengalir tidak rata.
2. Setelah frame siap, taruh media tanam (geotextile atau velt sabuk kelapa) sebanyak dua lapis. Sobek larisan depan dengan jarak 12 cm. Diantara lubang tadi, buatlah jahitan jelujur vertikal agar media tanam tidak melorot ke bawah.
3. Karena adanya jarak antarlubang maka tidak semua media tanam langsung tercover oleh tanaman, tetapi lama kelamaan media tanam akan tercover oleh tanaman jika telah tumbuh. Pilih tanaman yang seimbang antara tajuk tanaman dengan akar. Jika tajuknya terlalu besar, daun akan layu dan jatuh, setelah sebulan kemudian baru tanaman akan tumbuh dengan baik. Lebih baik memilih tanaman dengan tajuk yang lebih kecil  agar akar cukup mampu menopang daun sehingga daun tidak layu. Ini merupakan konsep keseimbangan tanaman yang harus sobat bloger ketahui.
4. Masukkan tanaman ke dalam lubang yang telah dibuat. Bisa menggunakan rockwool yang digulung, tapi dapat juga langsung ditanam. Yang terpenting tanaman telah memiliki akar yang bagus, yang sebelumnya ditanam dalam polybag (tumbuh baik dalam polybag, media bagus (remah dan banyak rongga). Masukkan sebagian media dari polybag ke dalam lubang. Hal ini akan membantu akar tidak terlalu terganggu sehingga tanaman tidak membutuhkan penyesuaian yang lama.
5. Pengairan menggunakan sistem drip irigasi. Idealnya, pipa pengairan berjarak 3 m dari atas. Dengan menggunakan timer otomatis, waktu penyiraman dapat disetel, misalnya 5 kali sehari, masing-masing 2 menit. Gunakan nosel sebagai pressure regulator agar tekanan air sama shingga kucurannya rata. Tetesan air bisa langsung jatuh ke tanah atau didaur ulang kembali ke atas. Jangan lupa tempatkan tanaman yang tahan kering di bagian tas dan tanaman basah dibagian bawah.

Beberapa hal yang perlu sobat bloger perhatikan dalam vertical garden ini:
1. Seperti apa pun panasnya, biasanya tanaman hanya mendapat sinar matahari selama setengah hari karena arah gerak matahari. Akibatnya, ada masa ketika tanaman terlihat kurang subur karena tidak mendapatkan sinar matahari seharian.
2. Pemupukan dapat dilakukan secara otomatis. Caranya, campurkan pupuk ke dalam tandon ar, lakukan seminggu sekali.
3. Pemangkasan dapat dilakukan setiap 6 bulan sekali, khususnya untuk VG berpola tertentu.
4. Cek nosel setiap 6 bulan sekali. Begitu pun dengan filter sebaiknya periksa secara periodik. Bersihkan 2 minggu sekali jika kualitas airnya bagus.

menanam-tanaman
Ilustrasi bahan vertical garden
(Sumber foto: tabloidnova.com)

Rabu, 27 Agustus 2014

Budidaya Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea)

Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan tanaman lahan tegalan yang banyak diproduksi sebagai cemilan di pasaran. Banyak kultivar dari kacang tanah ini yang tumbuh dan memberikan hasil yang baik pada tanah gembur yang lepas atau dalam guludan (bedengan). Cara budidaya untuk varietas tipe semak sama dengan cara membudidayakan kedelai, dengan jarak tanam yang dianjurkan sekitar 30 x 15 cm.

Kacang tanah memerlukan pasokan kalsium yang cukup (seperti semua jenis tanaman legum), jika tidak maka biji tidak akan terbentuk dan polong yang dihasilkan akan kosong atau pops. Sekitar 200 kh/ha pupuk majemuk 12:12:17:2 + UM dianjurkan untuk pemupukannya, ditambah dengan sedikit urea (60 kg/ha) yang diberikan pada bulan pertama untuk memastikan pertumbuhan awal yang baik sebelum terbentuknya pembintilan. Untuk kebutuhan kalsiumnya, dianjurkan 200-300 kg/ha gips, diberikan setengah saat tanam dan sisanya pada permulaan terbentuknya ginofor. Pada umumnya lebih baik jika menanam kacang tanah setelah pertanaman sebelumnya mendapatkan pemupukan yang baik.

Perlindungan Tanaman

Penyakit-penyakit yang paling serius pada pertanaman ini adalah karat (Puccinia arachidis) dan bercak daun yang lazim dijumpai (Cercospora arachidicola) dan Cercosporidium personatum. Metode pengendaliannya yang utama adalah dengan cara kebersihan kebun yang baik dan pergiliran tanaman, tetapi sekarang telah tersedia fungisida khusus untuk karat daun ini. Untuk noda-noda Cercospora, belerang sudah cukup murah untuk petani kecil, tetapi fungisida dengan spektrum lebar lebih efektif. Penyakit jamur lain yang juga menyerang adalah busuk akar dan busuk leher akar (Corticium rolfsii, Thanatephorus cucumeris) dan busuk tajuk tanaman (Aspergillus niger). Fungisida tembaga dapat mengendalikan kedua jamur tersebut. Tanaman ini juga rentan terhadap layu bakteri, sehingga perlu berhati-hati jika melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman kerabat Solanaceae

Kandungan air (lengas) dalam biji yang akan disimpan dan selama penyimpanan selanjutnya adalah penting untuk diperhatikan dalam mengendalikan infeksi biji oleh Aspergillus flavus, yaitu jamur yang menghasilkan racun yang sangat karsinogen, aflatoxin, karena itu sangat penting menurunkan kandungan air dalam biji secepat mungkin sampai di bawah 9%, setelah panen dan kemudian disimpan baik dengan mempertahankan kandungan air yang sama.

Virus roset adalah penyakit berbahaya, pemusnahan (eradikasi) tanaman singgang (liar) dan pengendalian vektor (Aphis craccivora dan Aphis gossypii) adalah hal mutlak yang harus dilakukan.

Banyak serangga dapat merusak pertanaman; yang menyerang bagian-bagian tanaman yang terdapat dalam tanah, terutama polongnya, pada umumnya adalah yang paling mengkhawatirkan meliputi rayap, uret, kutu putih, kumbang dan serangga penggerek polong lainnya. Situasi setempat harus diperhatikan terutama sekali pada saat pertumbuhan polong.

menanam-tanaman
(Sumber foto: greenmorish.com)

Senin, 25 Agustus 2014

Budidaya Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max)

Kedelai merupakan tanaman tegalan (field crop), tetapi kadang biji-biji yang belum tua dapat juga dimakan sebagai sayuran hijau. Masalah utama dalam budidaya kedelai di daerah tropika sekitar khatulistiwa adalah bahwa fotoperiode yang relatif pendek merangsang pembungaan awal pada kebanyakan varietas unggul. 

Kebanyakan varietas kedelai diseleksi untuk pertanaman musim panas di daerah tropika. Tetapi di dalam varietas tertentu terdapat spektrum luas tanggap fotoperiode, termasuk tipe yang dapat ditanam di daerah yang berhari netral (seimbang antara hari panas dan dinginnya), sehingga tersedia hasil seleksi yang berpotensi berproduksi tinggi atau dapat diseleksi melalui penelitian adaptif untuk digunkan di dataran rendah tropika. Dengan jarak tanam yang rapat dan pemupukan yang tinggi diperoleh hasil-hasil tinggi di daerah dengan siang hari yang pendek. Dalam kondisi fisik yang baik jarak antara baris 40 cm sudah cukup untuk daerah tropika sekitar khatulistiwa pada semua ketinggian. Pada kondisi yang lebih buruk dianjurkan jarak tanamnya 25 cm. 

Pupuk yang dianjurkan adalah 200 - 400 kg pupuk majemuk 12:12:17:2 + UM per hektar, tergantung dari tingkat pembintilannya. Kedelai, sekali diinokulasi akan mempertahankan bakteri Rhizobium-nya selama beberapa tahun.

Perlindungan Tanaman
Penyakit karat (Phakospora pachyrrhizi) adalah penyakit yang paling berbahaya dan tersebar luas. Ada beberapa varietas yang agak tahan, tetapi untuk mengendalikannya dengan baik biasanya diperlukan senyawa kimia. Penyakit lain yang juga tersebar luas  adalah penyakit penyebab warna ungu dari biji (Cescospora sojina), bercak cokelat (Septoria glycinesi), serta penyakit bercak daun yang disebabkan oleh jamur Pyrenochaeta glycines. Untuk mengendalikan semua penyakit tersebut, benih bersih merupakan hal mutlak dan perawatan benih perlu juga dilakukan, sedangkan perlakuan kimiawi tidak terlalu dibutuhkan tergantung dari cuaca.

Di antara penyakit-penyakit bakteri, bercak daun (Pseudomonas syringae pv. glycinae), penyakit kutil bakteri (Xanthomonas campestris pv. glycines) dan hawar biasa (Xanthomonas campestris pv. phaseoli) tersebar luas dan merusak dalam kondisi yang cocok; benih terinfeksi lewat polong. Lagi-lagi benih bersih diperlukan dan fungisida tembaga agak memberikan pengaruh dalam pengendaliannya. Virus yang paling lazim adalah virus mozaik, yang dapat mengurangi setengah hasil pada infeksi yang berat. Benih bersih, pembuangan segera tanaman terinfeksi dan pengendalian dengan vektor merupakan cara pengendalian yang mutlak diperlukan.

menanam-tanaman
(Sumber foto: sulsel.litbang.deptan.go.id)

Sabtu, 23 Agustus 2014

Cara Juragan Cipir Budidaya Tanaman Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus)

Kecipir adalah spesies menahun tetapi dapat ditanam selama tujuh atau delapan bulan dalam tipe pergiliran. Beberapa varietas merupakan tipe yang fotoperiodik dan harus diperhatikan saat memilih varietas yang akan berbunga dengan baik. Kecipir menghasilkan bintil yang banyak sekali dimanapun ditanam dan mungkin ini adalah faktor yang menentukan tingginya kandungan protein pada kecipir. Tanaman ini juga dapat diusahakan sebagai tanaman menahun pada ketinggian yang lebih tinggi.

Budidaya

Kecipir dipelihara pada para-para kerangka A dengan cara yang sama seperti pada kacang panjang dan buncis. Aspek terpenting yang perlu diperhatikan dalam budidayanya adalah pemupukan, karena dapat berubah-ubah menurut varietas yang ditanam. Pada varietas berdaun lebat tidak diperlukan pupuk kandang, tetapi pupuk kimia dengan dosis sebagai berikut: 200 kg pupuk majemuk 12:12:17:2 + UM, 200 kg urea, 200 kg KCl, 200 kg fosfat (fosfat dapat digunakan pada tanah dengan pH di bawah 5) dan 100 kg kiserit per hektar, yang dibagi dalam dosis bulanan diberikan mulai saat tanam sampai bulan kelima.

Untuk tipe berdaun jarang anjurannya sebagai berikut: 20 ton/ha pupuk organik, 200 kg pupuk majemuk, 200 kg urea, 200 kg KCl, 200 kg fosfat, dan 100 kg kiserit per hektar diberikan dalam bagian dosis seperti di atas.

Pemberian air hanya perlu satu atau dua kali seminggu pada tanah dengan jeluk perakaran yang baik dan dalam. Tanaman ini sama sekali tidak toleran terhadap genangan air. Semua bagian tanaman dapat dimakan, termasuk akar dan daunnya.

Perlindungan Tanaman

Karat palsu (Synchytrium psophocarpi) adalah penyakit yang tersebar luas, tetapi beberapa bahan tanaman yang resisten telah ditemukan di Indonesia; fungisida tembaga akan menolong tetapi tidak dapat mengendalikannya secara penuh. Suatu penyakit daun serius adalah Pseudocercospora psophocarpi, tetapi hingga saat ini masih terbatas di Timur Jauh; fungisida dengan spektrum lebar dapat mengendalikannya.  Penyakit busuk leher akar (Thanatephorus cucumeris) dapat merusak tanaman semai jika pengatusannya jelek. Benih harus diberi perlakuan denggan Thiram. Senyawa merkuri jangan digunakan pada legum karena akan membunuh Rhizobium spp..

Hama yang menyerang tanaman ini diantaranya Lalat buncis dapat merusak tanaman semai, ulat buah dan penggerek polong (Maruca testualis), kutu afid, kutu laba-laba dan kutu perisai. Pada sistem pertanian subsisten biasanya tidak diperlukan pengendalian, tetapi di pertanian sayuran komersial, pengendalian dengan bahan kimia akan menguntungkan. Nematoda bintil akar juga akan berat jika dibiarkan.
menanam-tanaman
(Sumber foto: sallopesphotography.com)

Cara Mudah Budidaya kacang Buncis (Phaseolus vulgaris)

Sayur Buncis (Phaseolus vulgaris) termasuk sayuran favorit keluarga, selain membudidayakan di areal yang luas, sayur buncis juga baik dibudidayakan disekeliling rumah, berikut beberapa tips tentang cara membudidayakan sayuran buncis.

Budidaya

Buncis agak lebih peka terhadap kondisi tanah daripada kacang panjang, memerlukan tanah dengan pH di atas 5,0 untuk dapat memberikan hasil yang baik.. Sebagai contoh, pada tanah gambut dengan pH 4,5 dapat ditanami jika diberikan kapur sebanyak 2 ton/ha dan diberikan kembali sesuai dengan kebutuhan. Pada tanah-tanah berat, pengatusan harus diperhatikan dengan membuat saluran pengatusan dan bedengan yang tinggi serta pembenaman rabuk organik. Pemulsaan juga dapat membantu keberhasilan tumbuh buncis dalam kondisi tersebut, karena semai buncis yang masih muda, mudah terinfeksi jamur yang diakibatkan percikan tanah. Rincian penanaman, jarak tanam, dan pemantapan pertumbuhan tanaman kacang buncis ini sama dengan cara budidaya tanaman kacang panjang. Kecuali pada tipe varietas yang kerdil harus ditanam dengan pola segitiga dengan jarak tanam 38 cm pada bedengan yang ditinggikan.

Buncis tidak dapat membentuk bintil akar dengan baik di dataran rendah tropika dan memerlukan lebih banyak nitrogen daripada kacang tanah. Pupuk yang dianjurkan untuk kacang buncis ini adalah sebagai berikut:

1. Dengan penggunaan pupuk organik sebanyak 20 ton/ha per tahun, dengan penambahan pupuk kimia: 200 kg pupuk majemuk 12:12:17:2 + UM, 200 kg KCl, dan 300 kg urea per hektar dengan pemberian lima kali dengan dosis yang sama pada saat tanam dan pada saat tanaman berumur  2, 4, 6 dan 8 minggu.

2. Tanpa pupuk organik: 200 kg pupuk majemuk seperti di atas, 300 kg KCl, dan 500 kg urea per hektar, dalam dosis seperti di atas.

Penyiraman dilakukan dua kali seminggu sudah cukup pada tanah yang dalam dengan daerah perakaran mencapai 30 cm, dan buncis muda dapat dipanen sejak sekitar enam minggu setelah tanam. Tanaman sebaiknya jangan ditanam pada suhu di atas 30 derajat Celcius, karena kualitas buah sangat buruk pada suhu tersebut.

Perlindungan Tanaman

Buncis dapat terserang beberapa penyakit serius mulai dari busuk semai dan busuk leher akar (Rhizoctonia spp., Phytium spp dan Fusarium spp); perawatan benih merupakan suatu keharusan, dan harus menggunakan insektisida untuk mengendalikan lalat buncis (Ophiomyia phaseoli), yang akhir-akhir ini dikenal sebagai hama jahat karena pada musim kering dapat menyebabkan kehilangan seluruh pertanaman. Banyak insektisida sistemik yang dapat mengendalikan hama ini yang diberikan pada waktu tanam, sebagai contoh Thimet, disyston atau carbofuran akan memberikan perlindungan selama empat minggu ketika tanaman paling beresiko terserang.

Di antara penyakit-penyakit, antraknosa (Colletotrichum lindemuthianum), bercak daun bersiku (Phaeoisariopsis griseola), tepung (Oidium spp) dan busuk batang dan buah (Sclerotinia sclerotiorium dan Corticum rolfsii), kesemuanya dapat menyebabkan kerugian besar, terutama sekali dua patogen yang disebutkan pertama. Higiene atau kebersihan kebun merupakan salah satu hal yang terpenting dan pengendalian kimiawi dengan fungisida sistemik mungkin diperlukan, terutama untuk pertanaman biji karena kebanyakan jamur yang disebutkan di atas terbawa oleh tanah.

Penyakit karat (Uromyces appendiculatus) juga merupakan serangan berat pada musim kering dan paling baik dikendalikan melalui penggunaan varietas resisten atau dengan bahan kimia seperti Plantvax dan Bayleton.

Bakteri dan virus juga sangat merusak tanaman ini. Hawar lingkaran (Pseudomonas syringae pv. phaseolicola) biasanya lebih berat di daerah tropika yang lebih sejuk; hawar biasa (Xanthomonas campestris pv. phaseoli) dan hawar gelap (X. c. pv. fuscans) lazim terdapat dan terbawa benih. Benih bersih, higiene dan pembuangan tanaman yang terinfeksi awal, dapat menahan penyakit tetap terkendali.

Di antara virus, dua virus yang paling lzim dan penting di seluruh dunia adalah Mozaik virus; biasa terbawa serangga afid dan terbawa benih dan juga setempat. Pengendalian vektor dan penggunaan benih bersih dapat mengendalikan penyakit ini, tetapi tersedia juga varietas-varietas yang tahan. Mozaik emas ditularkan oleh lalat putih dan saat ini terbatas di Amerika Tengah dan Selatan dan Amerika Utara Tropika.

Beberapa hama jga menyerang pertanaman buncis. Selain lalat buncis, ulat buah (Heliothis armigera), tungau laba-laba (Tetranychus spp.) dan berbagai ulat dan kumbang pemakan daun adalah lazim dan memerlukan pengendalian dengan insektisida sistemik; tetapi setelah mulai berbunga hanya bahan kimia rentang pendek yang boleh digunakan.

menanam-tanaman
(Sumber foto: blitar-gunungpegatfarms.blogspot.com)

Jumat, 22 Agustus 2014

Rekomendasi Pengaturan Pergiliran Tanaman Sayuran

Seperti yang telah dijelaskan dalam tulisan sebelumnya mengenai usaha tani sayuran intensif yang maju, bahwa pergiliran tanaman akan memberikan banyak keuntungan kepada petani karena dapat memanen lebih dari satu jenis tanaman.
Oleh karena itu, pada bahasan kali ini kami akan memberikan contoh pengaturan pergiliran tanaman untuk jenis sayuran yang berbeda. Cara ini cocok untuk usaha pertanaman sayuran yang memanfaatkan waktu dan ruang sampai pada tingkat maksimum. 
Pada tipe pertanaman seperti ini perlu untuk mengelompokkan jenis tanaman yang mempunyai waktu masak yang kira-kira sama yaitu: waktu sejak tanam di bedengan hingga panen terakhir. Karena itu, alangkah baiknya jika terlebih dahulu menggolongkan tanaman ke dalam jenis tanaman tiga bulanan dan jenis enam bulanan (yang dapat dipanen dalam jangka waktu 3 bulan dan 6 bulan).

Plate from book
Plate from book (Photo credit: Wikipedia)
Jenis-jenis tanaman yang akan cocok untuk pergiliran tiga bulan adalah sebagai berikut:
1. Kubis (8-10 minggu). Kubis krop Cina, lobak cina (6-8 minggu), pak choy dan choi sam (4-6 minggu). Merupakan kerabat  Cruciferae yang cepat masak.
2. Selada, kangkung (Ipomoea aquatica), bayam (Amaranthus gangeticus) (4-6 minggu).
3. Kerabat mentimun (10 minggu), pare (Momordica charantia), labu, melon (kantalup) (12-14 minggu).
4. Cabe besar, tomat (14-16 minggu).
5. Bawang daun (spring onions), bawang umbi (12 minggu sejak pindah tanam).
6. Buncis dan kacang panjang (12 minggu), kacang tanah dan kacang hijau (Phaseolus aureus) (10-14 minggu).
7. Okra (10-16 minggu), jagung manis (10 minggu).

Untuk pergiliran tanaman yang didasarkan pada empat pertanaman tiga bulanan dalam siklus satu tahun, harus dipilih sayuran yang termasuk kelas berbeda dan mempunyai waktu masak (siap panen) total satu tahun. Beberapa contohnya sebagai berikut:

Contoh 1

Jenis Tanaman Umur di bedengan
Mentimun 10 minggu
Penanaman kembali 1 minggu
Kacang panjang 12 minggu
Penanaman kembali 1 minggu
Kubis cina (dua pertanaman) 12 minggu
Penanaman kembali 1 minggu
Bawang umbi 12 minggu
Total 49 minggu

Contoh 2
Jenis Tanaman Umur di bedengan
Gambas 14 minggu
Penanaman kembali 1 minggu
Buncis 12 minggu
Penanaman kembali 1 minggu
Kubis 8 minggu
Penanaman kembali 1 minggu
Okra 14 minggu
Total 51 minggu

Contoh 3
Jenis Tanaman Umur di bedengan
Mentimun 10 minggu
Penanaman kembali 1 minggu
Kacang panjang 12 minggu
Penanaman kembali 1 minggu
Pak choy (tiga penanaman) 12 minggu
Penanaman kembali 1 minggu
Cabai besar 14 minggu
Total 51 minggu

Jenis sayuran lain dengan periode kemasakan yang lebih lama sesuai untuk siklus dua tahun atau tiga tahunan atas dasar umur di lapangan selama 6 bulan, dan beberapa tanaman jelas dapat disesuaikan pada kedua sistem tersebut. Jenis yang tepat untuk periode pertumbuhan enam-bulan adalah sebagai berikut:
1. gambas, pare, pare belut (16 minggu), labu (16-20 minggu), semangka (11-16 minggu).
2. cabe rawit, terong (16-24 minggu), cabe besar, tomat (16-18 minggu).
3. kecipir (Psophocarpus tetragonolobus) (24-28 minggu), bengkuang (Pachyrrhizus erosus) (24-28 minggu), kara pedang (Canavalia gladiata) dan kacang parang (Canavalia ensiformis) (24 minggu).
4. jahe, kunyit (24 minggu).
5. ubi jalar (16 minggu).
6. ubi kayu (umbi untuk kebutuhan sehari-hari) (32-40 minggu).
7. talas, bentul (24-32 minggu).
8. bayam srilangka (Basella rubra) (28 minggu)
9. bligo (kundur) (Benincasa hispada) (18-20 minggu).
10. ubi (Dioscera spp.) (40 minggu).

Beberapa diantara spesies di atas sebenarnya menahun tetapi dapat diusahakan secara ekonomis selama 6 sampai 9 bulan.

Contoh siklus dua-tahun dan tiga-tahun berdasarkan kelas yang berbeda dari sayuran ini dapat disajikan di bawah ini:

Contoh 4
Jenis Tanaman Umur di bedengan
Gambas 4 bulan
Cabe 6 bulan
Ubi kayu 10 bulan
Total 20 bulan

Contoh 5
Jenis Tanaman Umur di bedengan
Bengkuang 6 bulan
Pare 4 bulan
Terong 6 bulan
Talas 8 bulan
Total 24 bulan

Contoh 6
Jenis Tanaman Umur di bedengan
Kecipir 6 bulan
Gambas 4 bulan
Cabe besar 4 bulan
Kecipir 8 bulan
Talas 8 bulan
Bengkuang 7-8 bulan
Ubi jalar 4-5 bulan
Total 41 - 43 bulan

Contoh 7
Jenis Tanaman Umur di bedengan
Labu 4,5 bulan
Tomat (sambungan) 4,5 bulan
Bengkuang 7 bulan
Ubi kayu 10 bulan
Ubi jalar 4 bulan
Kara pedang 6 bulan
Total 36 bulan

Kamis, 21 Agustus 2014

Usaha Pertanian Sayuran Intensif yang Modern

Usaha pertanian sayuran intensif yang modern dapat dikategorikan mulai dari pengusahaan tanaman tunggal khusus seperti pertanaman wortel, kubis ataupun kentang di daerah dataran tinggi tropika yang memerlukan dosis tinggi pupuk, pestisida dan pengelolaan tanah sampai pada sistem pergiliran tanaman yang kurang intensif, yang mengkombinasikan tanaman pertanian palawija dengan jenis-jenis sayuran lain dan memiliki periode bera (masa istirahat). Atau yang lebih dikenal dengan nama usaha tani konservasi (conservation farming). Salah satu contoh sistem usaha tani konservasi yang menggunakan beberapa jenis tanaman yang telah berhasil dengan baik, adalah sebagai berikut:
Lajur 1:  Sayuran kacang atau legum (diberi pupuk fosfat)
Lajur 2:  Sayuran daun
Lajur 3:  Sayuran buah (diberi pupuk NPK)
Lajur 4:  Sayuran umbi
Lajur 5: Tanaman penutup tanah kacangan (legum) seperti Stylosanthes gracilis, atau legum berumur panjang seperti lablab (kara uceng, kara wedus) atau kacang merah (Vigna umbellata). Di dataran tinggi dapat digunakan 'lucerne' (alfalfa) (Medicago sativa) atau 'vetch' (Vicia sativa).

Tiap lajur menduduki petek atau istirahat selama satu atau dua tahun dan digilir pada waktu penanaman berikutnya. Karena pergiliran tanaman akan membutuhkan satu siklus setiap lima sampai sepuluh tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di daerah dimana pupuk organik atau pupuk anorganik tidak tersedia dalam jumlah besar, diikutsertakannya (bera) legum selama dua tahun menyediakan cukup kesuburan dan bahan organik untuk bertanam terus menerus selama empat tahun, dengan tingkat kesuburan tanah yang masih sangat tinggi. Penggunaan bera-legum merupakan cara yang baik untuk membantu praktik budidaya petani subsisten yang memiliki beberapa kendala seperti sewa lahan yang tinggi atau kekurangan modal.

Tipe usaha tani semi-intensif ini dianjurkan untuk daerah yang harga pupuk dan pestisidanya mahal dan sukar didapatkan. Sayuran buah dan umbi, jika dibutuhkan dapat digantikan dengan serealia atau tanaman lain. Beberapa wilayah tertentu, pertanaman harus dilakukan sepanjang musim untuk mencegah pertumbuhan gulma. Pada daerah dengan musim yang panjang, penyisipan atau menanam secara berurutan harus dilakukan pada pergiliran tanaman. Sehingga dengan adanya pergiliran tanaman dengan jenis-jenis tanaman yang berbeda dalam umur yang berbeda pula, berbagai jenis tanaman akan tersedia sepanjang tahun.

Di daerah dengan jumlah penduduk yang padat, terutama perkembangan industri dan perdagangan haruslah sejalan dengan perkembangan pertanian. Sistem pengusahaan sayuran intensif sangat disarankan. Dalam sistem ini, pupuk kandang, kompos dan pupuk kimia harus digunakan bersama dengan irigasi tambahan untuk memaksimalkan hasil. Di daerah tropika sekitar khatulistiwa variasi suhu umumnya cukup kecil sehingga memungkinkan pertanaman bergilir dengan kombinasi spesies yang sama karena waktu siap panen kebanyakan spesies (tanpa mengikutsertakan jenis yang sangat peka cahaya matahari, fotoperiodik), hampir tidak berubah sepanjang tahun.

menanam-tanaman
(Sumber foto: ict-five.blogspot.com)

Menentukan Umur Tanaman Jagung

Bertanam jagung memang tidak terlalu sulit dan tidak terlalu memakan biaya yang cukup banyak, seperti yang pernah kita bahas dalam artikel sebelumnya di artikel menanam jagung yang irit biaya, selain masa tanam yang tidak begitu panjang disamping itu harga jagung juga cukup baik di pasaran. Kali ini kita akan bahas cara menentukan umur jagung untuk masa panen yang baik.

Perhitungan umur tanaman jagung dimulai dari masa pertanaman hingga matang panen, dalam dispilin ilmu pertanian jagung dikatakan matang apabila akumulasi bahan kering pada bijinya mencapai maksimum, walau demikian untuk berbagai kebutuhan kriteria panen bisa saja berbeda beda, sebagai contoh untuk kebutuhan kemasan kaleng masa panen jagung tidak akan sama dengan kebutuhan panen jagung untuk pembuatan tepung atau minyak jagung, maka dari itu rumus dibawah ini kita jadikan acuan sebagai penentuan umur tanaman jagung dengan mengukur kandungan airnya.

Cara menentukan umur tanaman jagung. 

kandungan air = berat basah - berat kering : berat basah x 100%

Kandungan air biji akan beragam untuk setiap jenis tanaman jagung, para ahli pertanian menjabarkan (Daynar dan Duncan) saat matang panen bijji jagung berbarengan dengan bentuk bulir jagung, dimana jagung yang matang secara fisiologi akan terbentuk lapisan hitam pada dasar biji, atas dasar pemikiran yang demikian maka dikenal pula istilah penakaran umur tanaman jagung dengan istilah "Kriteria Lapisan Hitam".

Kriteria lapisan hitam ini adalah dengan melihat bentuk biji jagung pada bagian tengah tongkol, jika terlihat lapisan hitam pada bagian ini maka jagung bisa dikatakan telah mencapai umur matang secara fisiologis, pengamatan seperti ini bisa dilakukan selama tiga atau lima hari.

Cara klasik menentukan umur jagung 

Metode klasik menentukan umur jagung adalah dengan penghitungan jumlah hari tanam, jika hari tanam sudah mencapai 135 hari maka jagung sudah bisa dikatakan masuk pada masa matang, metode ini hingga kini masih banyak dipakai di desa desa, namun harus pula kitta ingat varietas jagung yang berbeda membuat metode penghitungan umiur jagung cara klasik ini seringkali tidak manjur, selain itu suhu dan iklim juga berpengaruh terhadap pertumbuhan jagung, ketika menggunakan metode ini terkadang jagung dipanen pada usia yang sangat muda.

Credit : diolah dari berbagai sumber.
Foto : Anda Saylendra di ladang Heriadi Roni 

Senin, 18 Agustus 2014

Tanah, Pupuk dan Pengelolaan Tanah

Braga Street in the mid-1930s.
Braga Street in the mid-1930s. (Photo credit: Wikipedia)
Kebanyakan tanah terdiri dari suatu lapisan bahan mineral yang telah mengalami pelapukan, karena sedikit atau banyak telah dipengaruhi oleh iklim, pengatusan dan penutupan vegetasi. Jadi, tanah tidak saja merupakan hasil pelapukan dari bahan induknya tetapi hasil dari kerja lingkungannya. Tanah di daerah tropika basah, karena curah hujan yang tinggi, biasanya tercuci sehingga mengandung lebih sedikit hara daripada tanah yang berasal dari kawasan yang lebih kering, dan karena substansi alkalisnya (kalsium, magnesium, kalium dan natrium) telah tercuci keluar, cenderung bersifat masam secara alami. Tanah-tanah demikian, terutama yang terbentuk di kawasan hutan, kesuburannya sangat tergantung pada tingkat bahan organiknya, yang memberikan perbaikan sifat-sifat fisika (penerimaan/penangkapan curah hujan, kerapatan massa rendah dan penyimpanan lengas) dan daya pegang hara (kapasitas pertukaran kation).

Di beberapa daerah terdapat tanah gambut yang hampir seluruhnya terdiri dari bahan organik - suatu tingkatan yang sangat tinggi. Tanah demikian dapat diperbaiki dengan pengatusan dan pembajakan dalam untuk mengangkat tanah bawahan (sub soil) untuk mengurangi kadar bahan organiknya.

Di daerah yang lebih kering tanah cenderung kurang masam karena kurang tercuci.

Pada tanah mineral, yang merupakan bagian terbesar dari tanah-tanah tropika, sifat bahan induk (batuan darimana tanah itu berasal) mempengaruhi kandungan haranya, stabilitas dan kerentanannya terhadap erosi, maupun kemudahan pengolahannya. Tanah yang berasal dari batuan gunung berapi seperti granit dan basalt seringkali sangat stabil (tanah yang tak bergerak atau tererosi). Tanah-tanah tersebut dapat juga memiliki permeabilitas yang baik jika terbentuk di daerah dengan curah hujan tinggi, karena bahan yang lebih halus tercuci keluar selama waktu periode geologi yang panjang. Kandungan hara (kalsium, magnesium dan kalium) akan bervariasi. Batuan masam seperti granit sebagai bahan induk, kandungan haranya dapat sangat rendah, tetapi pada batuan basa seperti basalt, kandungan haranya akan tinggi bahkan sangat tinggi, tergantung dari derajat pencuciannya. Batuan gunung berapi ini biasanya terdapat di daerah yang bergunung.

Tanah lainnya yang memiliki sifat-sifat yang sangat mirip dengan tanah basalt adalah tanah yang berasal dari batuan kapur. Dapat berupa tanah gunung atau tanah dataran dan merupakan bahan sisa yang tertinggal setelah pelapukan selama periode geologi lama. Warnanya merah, kadang-kadang dengan pemasukan (inclusion) batu kapur yang menyolok dan kandungan kapur yang tinggi. Di daerah datar, tanah ini didominasi oleh batu kapur atau marl (lempung + pasir + kapur).

Tanah yang berasal dari batuan endapan, maupun tanah yang baru terbentuk oleh pengendapan yang dibawa oleh air atau angin, jauh kurang stabil dan biasanya peka terhadap erosi. Ini disebabkan karena tanah tersebut tersusun dari bahan yang mudah dipindahkan oleh air atau angin. Tanah endapan (sedimentary soils) (dari batuan sedimen seperti serpih dan batupasir) ditemukan di kawasan bergelombang dan bergunung di mana mereka muncul oleh gerakan tanah (dorongan ke atas), dan juga pada lahan datar sebagai akibat erosi, yang kemudian digolongkan sebagai tanah yang berbeda. Karena tanah endapan demikian itu sering terdapat di daerah yang datar, yang merupakan akibat dari kemudahannya tererosi, mereka merupakan tanah pertanian  dominan di dunia.


Budidaya Tanaman Dengan Ajir/Para-Para

menanam-tanaman
Gambar 1: Para-para/ajir kerangka A
(Sumber foto: tanaman-hias-indonesia.blogspot.com)


Banyak spesies atau jenis sayuran tropika yang bersifat memanjat dan sayuran tersebut harus ditanam dengan menggunakan para-para. Tonggak juga dibutuhkan untuk mencegah kerebahan pada tanah yang stabil. Dalam banyak kondisi, hasil yang lebih tinggi dapat diperoleh dari sayuran dengan budidaya para-para dibandingkan dengan tipe atau sulur dibiarkan tumbuh di permukaan tanah. Kenaikan hasil yang sangat besar dari budidaya para-para ini dapat dilihat dari budidaya tanaman Cucurbitaceae, Leguminosae, dan Solanceae

Perkembangan tanaman semak atau varietas bertubuh pendek merupakan ciri utama negara-negara maju karena upah tenaga untuk budidaya para-para merupakan penghalang. Namun di kebanyakan negara tropika, budidaya para-para merupakan masalah yang mudah.

Terdapat berbagai tipe struktur para-para yang dapat digunakan untuk sayuran memanjat. Yang paling sederhana adalah menggunakan tiang atau tonggak lurus dengan tinggi yang sesuai kira-kira 2 meter, yang ditanam kuat dalam tanah hingga kedalaman sekitar 170 - 180 cm di atas permukaan bedengan. Tipe para-para ini sangat cocok untuk buncis memanjat karena buncis tidak membawa buah-buah yang berat yang memerlukan penopang yang lebih rumit. Untuk buncis dan kacang panjang, jarak tanam 60 cm dalam dua baris sepanjang bedengan dengan lebar 120 cm akan memberikan hasil optimal. Buncis memanjat dengan melilit, dan beberapa paku dipasang dengan selang jarak tertentu sepanjang tonggak akan membantu pemanjatan.

Ada dua tipe para-para yang umum digunakan, ditunjukkan pada gambar 1 dan 2. Gambar 1, tipe para-para atau ajir kerangka A; cocok untuk tanaman mentimun, gambas atau pare belut. Tonggak harus ditanam cukup kuat untuk mencegah runtuhnya ke arah barisan bila para-para menyanggah buah yang berat. Cara yang paling sederhana untuk menghindari keruntuhan adalah dengan mengikat tiang-tiang tegak pada tonggak melintang dengan lilitan kawat besi lunak. Sedangkan Gambar 2, Para-para atau ajir kerangka segiempat cocok untuk anggur, pare pahit,maupun pare lainnya dan mentimun. Tipe kerangka ini memerlukan waktu sedikit lebih banyak untuk membuatnya daripada kerangka A, tetapi berguna saat pemanenan dan untuk pare yang memerlukan pembungkusan untuk mencegah kerusakan karena lalat buah. Sulur-sulur tanaman dipelihara pada bagian atas panggung dan buah-buah akan dengan mudah bergantungan di bawahnya.

Untuk membuat semua tipe para-para, dianjurkan untuk menggunakan tiang-tiang kayu keras atau tiang-tiang bakau. Jika disimpan secara benar di dalam gudang yang kering setelah digunakan dan dilindungi dari rayap, kayu-kayu tersebut dapat bertahan selama bertahun-tahun. Tiang bambu dan kayu lunak akan tahan hanya kira-kira satu tahun dalam kondisi tropika basah. Mengoles tiang-tiang dengan minyak bekas pelumas (oli bekas) yang dicampur dengan sedikit minyak tanah dan insektisida (BHC) akan memperpanjang umur kayu tersebut.

menanam-tanaman
Gambar 2: Para-para atau ajir kerangka segi empat
(Sumber foto: epetani.pertanian.go.id)

Jumat, 15 Agustus 2014

Bercocok Tanam Kacang Panjang (Vigna sesquipedalis)

Kacang panjang adalah salah satu sayuran pasar yang penting di daerah dataran rendah tropika, dapat ditanam dihampir semua jenis tanah, akan tetapi dapat memberikan hasil yang lebih baik pada tanah lempung daripada tanah gambut. Kacang panjang tidak memerlukan kapur kecuali jika tanahnya sangat masam; di tanah gambur dengan pH di bawah 5,0 dianjurkan 1 ton/ha per tahun. 

Budidaya

Budidaya kacang panjang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Kacang panjang dapat ditanam dengan para-para kerangka A atau pancang-pancang sepanjang 2 m, dengan jarak 60 cm dalam dua baris pada bedengan dengan lebar 1,2 m. 
2. Dua benih sebaiknya ditanam pada pangkal setiap pancang. Melakukan perendaman benih beberapa jam sebelum tanam akan mempercepat perkecambahan dan keberhasilan pertanaman. Untuk mendapatkan pertumbuhan tajuk penuh.
3. Penyulaman tempat-tempat yang kosong, harus dilakukan dalam satu minggu. Seperti pada sayuran lain, merupakan hal yang baik untuk menanam tanaman cadangan dalam kantong plastik atau polibag. Setiap benih yang mati dapat dapat segera disulam dengan tanaman lain dari tempat cadangan yang mempunyai umur yang sama. Ini akan menjamin tidak adanya perbedaan umur kemasakan.
4. Kacang panjang memanjat dengan cara melilit dan cenderung tergelincir ke bawah jika pancang para-paranya terlalu licin. Beberapa paku yang dipasang pada pancang akan membantu pemanjatan sulur. Jika pancang dibuat dari batang bercabang, maka canag-cabang tersebut dapat dipangkas dengan meninggalkan sisa-sisa ranting 4 - 5 cm sepanjang seluruh panjang cabang. Tanaman harus diikat pada pancang selama beberapa minggu pertama sampai mereka dapat memanjat dengan baik.

Anjuran pemupukan untuk mendapatkan hasil yang baik selama jangka waktu yang panjang adalah sebagai berikut:
1. Pupuk kandang atau pupuk kompos lainnya diperlukan sebanyak 20 ton/ha sekali setahun, bersama dengan 200 kg pupuk majemuk dengan perbandingan 12:12:17:2 + UM dan 100 kg kiserit setiap hektar yang dibagi dalam 5 kali dosis yang sama pada waktu tanaman berumur 2, 4, 6 dan 8 minggu.
2. Tanpa bahan organik, pupuk yang digunakan adalah 200 kg pupuk majemuk, 300 KCl, 200 kg urea, 400 kg superfosfat dan 100 kg kiserit per ha, cara pemberiannya seperti di atas.

Kekurangan magnesium sering terjadi pada kacang tanah, dengan demikian kiserit merupakan komponen penting dari perencanaan pemupukan. Jika magnesium tidak diberikan pada bedeng pertanaman komersial, hasil akan menurun setelah dua kali pertanaman berurutan. Larutan sulfat magnesium (5%) dapat juga disemprotkan pada daun.
Kacang panjang cukup tahan  dan tidak memerlukan penyiraman setiap hari pada tanah dengan lapisan yang dalam. Pada cuaca kering penyiraman dilakukan dua kali seminggu, dengan kepastian pembasahan  yang baik sudah cukup.

Perlindungan Tanaman

Penyakit karat (Uromyces appendiculatus) dan penyakit tepung (Oidium spp) merupakan dua penyakit yang paling berat saat cuaca kering; Bayleton dapat mengendalikan keduanya. Penyakit jamur lainnya adlaah bercak daun Cercospora canescens dan Ascochyta phaseolorum, yang lazim tetapi biasanya tidak terlalu mengganggu. Di daerah lembab yang lebih basah penyakit hawar jaring (web blight) (Thanatephorus cucumeris) dan busuk daun dan buah (Choanephora cucurbitarum) memerlukan pengendalian dengan fungisida spektrum lebar

Penyakit mozaik virus (penyakit kuning) adalah penyakit yang paling berat, ditularkan oleh kumbang dan menyebabkan gejala burik berat, distorsi, dan nekrosis apikal Terjadi penurunan besar hasil bahkan kematian tanaman. Penyakit ini juga tertular pada benih sehingga merupakan keharusan untuk menggunakan benih bersih, yang pemilihannnya harus dari tanaman yang paling kuat dan sehat. Kebersihan, pengendalian vektor dan penggunaan benih sehat akan dapat mengendalikan penyakit ini dengan baik. Cara pengendalian yang lebih rinci dapat dilihat disini.

Lalat buah tidak begitu berat pada tanaman ini dibandingkan dengan buncis, tetapi meskipun demikian memerlukan pengendalian strategis karena larvanya dapat menyebabkan terbelahnya batang tanaman yang sedang tumbuh. Perlakuan tanah pada waktu tanam dengan insektisida sistemik seperti carbofuran atau diazinon akan mengendalikan hama ini. Untuk tanaman yang lebih dewasa mungkin diperlukan penyemprotan insektisida sistemik (misalnya Dimecron). Hama lain adalah afid ( yang juga menularkan beberapa virus), berbagai kumbang dan ulat pemakan daun dan ulat tanah. Pengendalian mungkin diperlukan tetapi ketika pemetikan telah dimulai bahan kimia harus digunakan secara hati-hati, gunakan hanya yang memerlukan jangka waktu kerja yang pendek saja.

Untuk pengendalian gulma dianjurkan menggunakan Basagran, Amex, Amiben dan Pregard.

Menanam-Tanaman
(Sumber foto: produknaturalnusantara.com)







Kamis, 14 Agustus 2014

Budidaya Tanaman Terong (Solanum melongena)

Terong adalah tanaman menahun berumur pendek berbentuk perdu, lazimnya ditanam sebagai tanaman semusim karena jika sampai pada usia tua maka pertumbuhannya akan menjadi sangat besar dan hasilnya akan menurun drastis.

Terdapat banyak varietas dan kebanyakan dapat beradaptasi dengan baik pada dataran rendah tropika. Kultivar terong dapat dikelompokkan berdasarkan warna kulit dan bentuk buah. Untuk kelompok warna, biasanya berwarna hijau pucat sampai hijau muda, merah sampai ungu dan hitam dengan gradasi warna  diantara warna-warna di atas; dalam hal ketahanan terhadap serangga penggerek, kultivar dengan warna gelap lebih baik. Bentuk buah bervariasi dari hampir bulat sampai panjang dan kurus. 

Budidaya
Hampir semua jenis tanah dapat digunakan untuk pertanamannya. Periode menghasilkan buah yang utama adalah pada enam bulan sejak berbuah pertama kalinya. Selanjutnya seperti kebanyakan sayuran buah lainnya, ukuran dan kualitas buah akan menurun seiring waktu. Dalam kondisi tanah dan teknik budidaya yang baik, hasil yang sangat tinggi dapat diperoleh dengan menggunakan kultivar dan hibrida unggul, yang dapat mencapai 100 ton/ha selama enam bulan, tetapi hasil rata-rata yang didapatkan adalah 25 - 30 ton/ha.

Benih harus disemaikan dalam bedeng persemaian dan dapat dipindahkan ke dalam polybag dengan ukuran panjang 10 cm dan garis tengah 7 cm, yang diisi dengan tanah yang sama. Di daerah tropika, terong dapat ditanam di bedengan mulai umur sekitar empat minggu dengan tinggi 15 cm. Jarak tanam yang dianjurkan untuk untuk pertanaman selama enambulan adalah dua baris dengan jarak bergilir 1 m di bedengan selebar 1,3 m dengan pembatas 0,5 m antara bedengan. Untuk pertanaman yang lebih pendek selama jangka waktu empat bulan dianjurkan jarak tanamnya 60 cm. Pancang-pancang diperlukan untuk menopang tanaman setelah berumur 12 minggu dan harus sudah dipasang sebelum pindah tanam untuk menghindari kerusakan akar.

Pupuk yang dianjurkan untuk daerah tropika adalah sebagai berikut:
1. 20 ton/ha kompos atau pupuk kandang atau bahan organik lainnya dengan 300 kg urea, 200 kg pupuk majemuk 12:12:17:2 + UM, 200 kg KCl dan 100 kg kiserit per ha, diberikan dalam 10 bagian dosis selama 20 minggu pertama.
2. Tanpa pupuk kandang atau pupuk kompos lainnya adalah 520 kg urea, 300 kg pupuk majemuk, 325 kg KCl dan 160 kg kiserit per ha, dalam dosis dan waktu pemupukan seperti di atas.

Kapur kurang dibutuhkan untuk kebanyakan jenis tanah, tetapi harus digunakan pada tanah dengan  pH di bawah 5,0.

Perlindungan Tanaman
Varietas lokal telah dapat menyesuaikan diri dengan baik dan pertanaman yang memerlukan tindakan pencegahan terhadap penyakit jamur. Kadang-kadang penyakit bercak daun (Pseudocercospora trichophilla) dapat mengganggu, demikian juga penyakit busuk batang dan busuk buah (Phytophora nicotianae var. parasitica) dan jika buah menyentuh tanah, dapat diserang oleh Corticium rolfsii.

Penyakit layu bakteri (Pseudomonas solanacearum) adalah penyakit yang paling berbahaya, tetapi hasil seleksi lokal memiliki cukup ketahanan terhadap penyakit ini. Pada kultivar unggul dapat terjadi kerugian hingga 60%. Ada kemungkinan untuk pencegahannya dengan melakukan penyambungan (okulasi) dengan varietas lokal atau dengan Solanum torvum liar (terong liar), tetapi kebersihan dan pergiliran tanaman tetap penting untuk dilakukan. Suatu masa bero (istirahat) lahan dengan pengolahan tanah setiap hari akan dapat membunuh bakteri tersebut dengan sinar matahari.

Hama-hama penting yang menganggu adalah penggerek tunas dan buah (Leucinodes orbonalis) dan ngengat umbi kentang (Phthorimaea operculella). Cara pengendalian hama; semua tunas dan buah yang terserang harus dikumpulkan dan dibakar dan pergiliran tanaman serta kebersihan harus dilakukan dengan ketat. Biasanya dibutuhkan pengendalian kimiawi dengan misalnya Dimecron atau Carbofuran.

Untuk pengendalian gulma dapat digunakan Amex, Cobex dan Maloran.

Menanam - Tanaman
(Sumber foto: mgaseed.com)

Budidaya Tanaman Pare (Momordica charantia )

Pada umumnya tanaman pare dikenal dalam dua varietas yang berbeda terutama dalam hal sifat buahnya. Varietas chinensis umumnya jenis yang lebih umum dikenal, memiliki buah yang besar hingga kira-kira 30 cm panjangnya. Varietas muricata mempunyai buah yang lebih kecil dan bijinya diliputi oleh bubur (pulp) berwarna merah. Pare adalah pemanjat yang ramping dengan daun berbaga dalam yang sangat khas. Varietas chinensis rasanya kurang pahit dan paling baik untuk ditanam bagi keperluan pasar.

Budidaya
Tidak mudah menanam tanaman dengan baik karena membutuhkan pemeliharaan dan kondisi tanah yang baik. Tetapi, jika diusahakan dengan baik, hasil lebih dari 30 ton/ha dapat diperoleh dari pertanaman yang berumur 14 sampai 16 minggu, dengan panenan pertama pada umur sekitar 10 minggu. Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 60 cm, seperti pada mentimun dan gambas. Tanaman ini berbentuk geragih yang ramping yang harus diatur dengan hati-hati dan diikat ke atas pada para-para untuk mencegah menjalarnya di atas tanah. Dianjurkan untuk mengatur liana-liana di atas kerangka para-para untuk memudahkan pemanenan dan pembungkusan buah. Tunas-tunas samping yang tumbuh berlebihan dari bagian bawah batang harus dipangkas; tindakan ini akan memberikan penutupan yang cukup pada atap para-para dan pertumbuhan yang lebih kuat dari liana atau batang utama. Tanaman ini memerlukan lebih banyak perhatian dan pengaturan daripada Cucurbita lain agar mendapatkan hasil yang optimal.

Pemupukan untuk tanaman pare ini sama seperti pada gambas, kecuali pupuk kandang atau bahan organik lain harus selalu digunakan jika tanahnya berliat. Hal ini akan memberikan tingkat kesuburan dan struktur tanah yang lebih baik. 

Perlindungan Tanaman

Tanaman ini mudah terserang embun tepung dan bercak daun yang disebabkan oleh Cercospora citrulilina, dan pengendaliannya seperti pada perlakuan mentimun. Buahnya sangat rentan terhadap serangan lalat buah dan jika hama ini menyerang maka buahnya harus dilindungi dengan cara dibungkus plastik atau pun daun pisang kering.

menanam-tanaman
(Sumber foto: mgaseed.com)



Artikel sebelumnya: Bercocok tanam Gambas

Rabu, 13 Agustus 2014

Bercocok Tanam Gambas atau Sayur Oyong (Luffa acutangula)

Gambas adalah sayuran pasar yang dikenal di banyak bagian daerah tropika. Benih yang ditanam biasany diperoleh dari hasil pertanaman sebelumnya. Liananya memanjat dengan perantara sulur bercabang lima yang khas. Bunga jantan dihasilkan dengan perbungaan terpisah, dan bunga betina menyendiri pada tangkai. Buahnya memiliki gigir yang menyudut.

Budidaya
Tanamannya tegap dan toleran pada tanah yang kurang subur dan kondisi pemeliharaan yang kurang baik dibandingkan dengan mentimun. Di dataran rendah tropika gambas akan mulai menghasilkan sejak kira-kira enam minggu dan memberikan hasil ekonomis selama 14  sampai 16 minggu. Dalam pengusahaan komersial dan dalam petak-petak percobaan, hasil tertinggi yang dapat diperoleh adalah dalam tingkatan 30 ton per ha dan pertanaman yang lamanya 14 minggu; hasil rata-rata adalah sekitar 20 ton per ha dan sebagian besar perbedaan ini dapat dihubungkan dengan perbedaan pemeliharaan dengan variasi iklim. Jarak tanam, penanaman, pengikatan, dan pemantapan keberhasilan pertanaman kurang lebih sama dengan budidaya mentimun.

Gambas kurang tanggap terhadap pemupukan seperti pada mentimun. Hasil suatu percobaan pemupukan menunjukkan, mulanya takaran pemupukan untuk mentimun digunakan juga dalam pengusahaan pertanaman gambas secara komersial, tetapi setelah beberapa kali pertanaman berurutan tampak jelas bahwa tanaman berdaun sangat rimbun dan hasil buahnya menurun. Setelah dilakukan perlakuan tanpa pemupukan selama beberapa kali pertanaman ternyata hasil yang diperoleh pertanaman gambas meningkat. Karena itu, alternatif pemupukan yang disarankan adalah:
1. Dengan 20 ton per ha kompos organik per tahun (untuk empat kali pertanaman), 300 kg/ha pupuk 12:12:17:2 + UM dan 100 kg/ha urea dalam lima takaran yang sama pada saat umur tanaman 2, 4, 6, dan 8 minggu.
2. Tanpa bahan organik, gunakan 500 kg/ha pupuk majemuk dan 120 kg urea dalam lima takaran yang sama seperti di atas.

Tanaman ini tidak layu seperti pada mentimun, dan pada hari-hari yang kering penyiraman setiap hari sudah cukup. Buah dapat dipetik bila masih sangat muda akan tetapi hasil akan menurun atau jika telah mencapai panjang 30 - 40 cm sudah dapat dipetik sebelum gambas menjadi berserat dan tidak dapat dimakan lagi.

Menanam - Tanaman
(Sumber foto: hortikultura.litbang. deptan.go.id)

Selasa, 12 Agustus 2014

Kualitas Sayuran Pertanian (PKL - Perawatan Kasihsayang Lembut)

Kualitas sayuran tergantung dari beberapa faktor yang bila dikombinasikan akan menentukan dapat diterima atau tidaknya hasil pertanaman oleh pembeli atau konsumen. Kualitas sayuran ini terbagi dalam beberapa kategori yang berbeda seperti:
1. Sifat-sifat yang mudah teramati (dirasakan) seperti kenampakan fisik, warna, tekstur dan ketegaran (turgidity);
2. Sifat-sifat yang kurang mudah diamati (dirasakan) seperti dari aroma dan nilai gizi.

Kualitas sayuran adalah sifat yang tidak stabil yang harus dipertahankan selama suatu jangka waktu tertentu. Usaha untuk mempertahankan kualitas sayuran yang demikian ini akan dapat menguntungkan siapapun dalam rantai produksi hingga konsumen: seperti petani, pedagang perantara, bahkan konsumen sekalipun. Produsen akan diuntungkan dari tambahan pendapatan karena kerugian yang telah ada akan berkurang dari harga setiap unit hasil sayuran yang terjual. Perantara seperti pedagang pengumpul dan pedagang pengecer juga akan mendapatkan keuntungan dalam pengertian finansial, karena perlindungan konsumen atau pelanggan terjamin karena konsumen mendapatkan nilai tambah untuk uangnya maupun keuntungan gizi dari produk yang baik.

Kemerosotan Kualitas Pada Sayuran yang Dipanen
Masalah kemerosotan kualitas sayuran dimulai selama periode pertumbuhan dan berlangsung sampai sesudah hasil dipanen, karena hasil panen itu secara fisiologi masih aktif. Berbagai faktor dalam dan luar menentukan laju kemerosotan dan kehilangan kualitas. Terbagi dalam tiga kategori: pra panen, panen dan pasca panen.

Faktor-Faktor Pra Panen
Meliputi kondisi lingkungan yang berlaku selama pertumbuhan, tingkat kemasaman pada waktu panen, hama dan penyakit tanaman, kultivar yang ditanam, dan tindakan-tindakan budidaya yang digunakan.

Faktor-Faktor Panenan dan Pasca Panen
Cara pemanenan, baik secara mekanik maupun secara manual, akan mempengaruhi  tingkat dan tipe pelukaan, kememaran, dan sayatan yang terjadi. Bagian-bagian yang rusak demikian itu merupakan titik-titik masuk bagi jasad renik yang dapat menurunkan kualitas, atau lubang-lubang kehilangan air yang lebih besar dan selanjutnya penurunan ketegaran (turgidity) terutama pada sayuran daun.

Jadi pada dasarnya, cara-cara memperbaiki pemanenan, penanganan, penyimpanan, dan angkutan sayuran dapat disimpulkan sebagai ketentuan dari PKL - Perawatan Kasihsayang Lembut, dan di negara-negara sedang berkembang yang mungkin belum memiliki gudang berpendinginan atau angkutan berpendinginan ini mungkin merupakan faktor yang paling penting dalam kualitas sayuran pasar.


Menanam - Tanaman
(Sumber foto: brzns.blogspot.com)