Jumat, 11 Juli 2014

Penyakit Virus Kuning Keriting pada Tanaman Cabai dan Tomat serta Upaya Pengendaliannya

Tanaman Cabai dan Tomat merupakan dua jenis tanaman sayuran yang penting dan menjadi salah satu pendapat bagi petani. Tanaman cabe dapat ditemukan disetiap wilayah baik di dataran rendah, sedang sampai dataran tinggi, sedangkan tanaman tomat banyak ditemukan di dataran sedang sampai tinggi.

Ada beberapa organisme pengganggu tanaman (OPT) penting yang ditemukan pada tanaman cabe dan tomat. Pada tanaman cabe ditemukan adanya OPT seperti Tungau Kuning (Polyphagotarsonemas lotus), Thrips (Thrips parvispinus), Kutu daun (Myzuzs persicae), Lalat buah (Bactocera sp), Puru buah (Asphondylia sp), Antraknosa (Colletotrchum capsici), Layu bakteri (Pseudomonas solanacearum), Layu cendawan (Fusarium axysporum dan Sclerotium sp), berbagai penyakit virus (CMV, CVMV, TMV, PVY). Pada tanaman tomat OPT yang terpenting adalah: Ulat buah (Helicoverpa armigera), penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum), layu jamur (Fusarium axysporum) dan penyakit busuk daun (Phytophthora infestans). Akan tetapi, selain penyakit yang disebutkan diatas, sekarang muncul lagi satu jenis penyakit yang menyerang cabe dan tomat yaitu penyakit Virus Kuning Keriting.

Penyebab dan Cara Penularan

Penyakit virus ini disebabkan oleh Pepper Yellow Curl Leaf Virus (PYCLV) pada tanaman cabe dan pada tanaman tomat disebabkan oleh Tomatto Yellow Curl Leaf Virus (TYCLV). Penyakit virus kuning ini ditularkan oleh vektor Kutu kebul (White fly / Bemisia tabaci) dan melalui penyambungan, tetapi tidak ditularkan secara mekanis dan juga tidak ditularkan melalui benih. Di alam penyebaran kutu kebul selain dapat terbang sendiri juga dibantu oleh angin sehingga dapat menyebarkan virus kuning keriting dalam jarak jauh. Tanaman inang virus tersebut adalah cabe, cabe rawit, tomat, tembakau, ketimun, semangka, gulma babadotan (Ageratum conyzoides) dan bunga kancing (Gomphrena globosa). Sedangkan tanaman inang vektor sangat banyak sekali terdiri dari 67 famili: Asteraceae, Brasiceae, Cucurbitaceae, Solanaceae, dll atau 600 spesies tanaman dan gulma.

Gejala Serangan

Pada tanaman cabe yang berumur kurang dari satu bulan (masa vegetatif) adalah helaian daun mengalami vein clearing, mengecil dan berwarna kuning cerah. Daun menggulung ke atas (cupping), tulang daun menebal, tanaman tumbuh kerdil dan tidak berkembang. Pada tanaman yang berumur diatas satu bulan (masa generatif) adalah: daun-daun bagian bawah masih normal, sedangkan daun bagian atas kecil-kecil dan menggulung ke atas (cupping), berwarna kuning cerah, dan tulng daun menebal. Bunga masih bermunculan tetapi banyak yang gugur, bunga tidak normal (pendek dan melengkung). Pertumbuhan tanaman tidak normal atau kerdil. Gejala serangan pada tanaman tomat lebih beragam, tergantung isolat virus dan varietas tanaman.

Usulan Rekomendasi Pengendalian

1. Gunakanlah benih tanaman yang sehat (tidak mengandung virus) atau tidak berasal dari daerah yang terserang.
2. Melaksanakan rotasi (pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang virus) terutama bukan famili  solanacearum seperti cabe, tomat, dan cucurbitaceae seperti mentimun. Rotasi tanaman harus dilakukan   per hamparan, tidak cukup perorangan, serentak dan seluas mungkin.
3. Jika biaya memungkinkan, dilakukan pemasangan kelambu di pembibitan sarapai, sehingga tanaman terhindar dari serangga vektor virus (terutama saat populasi tinggi/musim kemarau).
4. Menanam tanaman barrier/pembatas disekeliling lahan tanaman seperti tanaman jagung atau serai.
5. Menanam lebih dari satu batang tanaman per lubang tanam (2-3 batang per lubang tanam) untuk penyisipan apabila ada tanaman yang mati atau terserang virus ketika tanaman masih fase vegetatif.
6. Tidak menanam tanaman cabe dan tomat secara monokultur, dianjurkan secara tumpang sari seperti  dengan bawang daun, dll.
7. Penggunaan agens hayati Beauvaria basiana dengan menyemprotkan pada permukaan daun sebelah bawah yang dilakukan sebelum pukul 09.00 pagi baik untuk tanaman cabe/tomat maupun pada tanaman barrier.
8. Aplikasi agens hayati Pseudomonas finorescens (Pf) + ekstrak gulma bunga pahit (Tithonia diversifolia) sekali seminggu dan pupuk NPK dalam bentuk cair sekali per 10 hari.
9. Sanitasi lingkungan, terutama mengendalikan gulma berdaun lebar seperti babadotan (Ageratum conyzoides) dan ciplukan (Gomphrena globosa) yang menjadi tanaman inang virus.
10. Eradikasi tanaman terserang, yaitu tanaman yang menunjukkan gejala, segera dicabut dan dimusnahkan supaya tidak menjadi sumber penularan  ke tanaman lain.
11. Pemasangan perangkap likat kuning dan atau perangkap air pada wadah berwarna kuning, sebanyak 40 buah per ha untuk menarik serangga penular.

menanam - tanaman
(Gejala virus kuning keriting)
Sumber foto: agriculturproduct.blogspot.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar