Kamis, 18 Agustus 2016

Varietas Jagung Manis Tropika Dan Cara Menanamnya Secara Organik

Jagung sudah dikenal sebagai tanaman yang banyak di budidayakan, baik itu untuk bahan pakan ternak maupun untuk sayuran, dan jagung manis mendapati tempat tersendiri dihati penikmatnya, untuk muda-mudi yang sedang jatuh cinta, dan kekurangan modal membawa pasangannya ketempat yang lebih mentereng, sudah tentu sangat mengenal makanan murah meriah ini di pinggiran pantai, dan terkadang seperti suatu peristiwa ajaib, dengan membelikan pasangannya sebuah jagung manis yang sudah bakar, maka ia sudah sangat terpesona melihat arjunanya, hehehe � serius banget lo.

Kembali ke laptop! Pemirsa yang budiman kali ini pembahasan kita adalah jagung manis, dalam usaha pertanian jagung manis sangat menguntungkan untuk ditanam, mengapa demikian karena harganya lebih mahal dibanding dengan jagung tidak manis (jagung biasa), meski dengan resiko yang sedikit lebih tinggi dari budidaya jagung biasa, namun petani dan penggiat penelitian pertanian tetap semangat untuk menanamnya.

Beberapa merek varietas jagung manis yang cocok untuk daerah dataran rendah tropika adalah :

1. USDDA 34

2. Improved 34

3. Puerto rico 50

4. Golden bantam

5. Golden gem

6. Hawaian supersweet

Jagung tidak manis atau jagung biasa atau jagung berpati juga bisa menjadi jagung manis yang laku dijual di pasar untuk dijadikan sayur, dengan syarat jagung tersebut dipanen pada waktu usia muda, untuk jagung semacam ini varietas lokal biasanya mempunyai rasa yang lebih baik dari pada jagung hasil persilangan unggul, dan merek varietas yang cocok dibudidayakan untuk dataran rendah tropika adalah sebagai berikut :

1. Chinta 

2. Metro

3. Suwan

4. Coastal composit

5. Katumani (untuk daerah afrika timur)

Peluang bisnis untuk jagung manis sangat terbuka lebar, bagaimana tidak dari nilai jual saja jagung manis cukup tinggi dan pasarnya tidak pernah surut, karena jagung manis bisa dikonsumsi langsug misalnya untuk dibakar atau direbus.

Secara sederhana sebuah jagung dikatakan jagung manis karena terjadinya peristiwa genetic, yakninya mutasi gen resesif yang menghambat perubahan gula menjadi pati, dan selama proses fisiologinya berlangsung kadar gula pada jagung terus meningkat, makanya ia terasa manis.

Hampir semua tanah bisa digunakan untuk budidaya jagung manis, jenis tanah yang paling baik geluh dan gembur , sedangkan untuk tanah yang memiliki tingkat keasaman tinggi dengan pH dibawah 5,0 perlu diberi kapur, untuk areal pertanaman seluas satu hektar sebaiknya diberikan kapur sebanyak 1 ton/ha selama setahun.

Jagung manis bisa tumbuh dalam berbagai iklim karena tanaman ini punya kemampuan beradaptasi yang baik, dan di Negara Indonesia petani membudidayakannya di dataran rendah dan juga didaerah pegunungan (1800 MDPL), dan suhu optimum yang dibutuhkan jagung manis berkisar antara 21 � 27 derajat Celsius.

Cara pengolahan tanah untuk menanam jagung manis secara organic

Untuk bertanam jagung manis secara organic sangat perlu diperhatikan kebutuhan haranya, karena jagung ini memerlukan unsure nitrogen (N) yang tinggi, untuk mempersiapkan unsure N yang cukup terkadang sebelum dilakukan penanaman jagung manis, areal tersebut ditanam dengan tanaman jenis kacang-kacangan, tanaman kacang-kacangan sangat cepat dan mudah dalam mengikat N untuk tanah, namun demikian keseimbangan pemberian pupuk penting untuk diperhatikan, yakni keseimbangan antara Nitorgen, Kalium dan Pospat.

Areal lahan bekas bertanam padi sawah bisa digunakan langsung untuk bercocok tanam jagung manis ini, dengan syarat airnya tidak tergenang, atau bisa juga disiapkan bedengan untuk mengatur drainasenya, ukuran bedengan bisa dibuat selebar satu meter, dan tingginya duapuluh sampai tigapuluh sentimeter, pada saat dilakukan penanaman jagung manis sebaiknya dibuat jarak antar bedengan sebesar tigapuluh sentimeter.

Untuk bertanam jagung secara organic ini kebutuhan pupuk sekitar 5 ton per hektar, adapun pupuk yang diberikan sebelum dilakukan penanaman adalah sebagai berikut :

1. Kotoran ayam

Gunanya untuk pengikat N lebih banyak dan cepat terurai

2. Kotoran sapi

Untuk memenuhi kebutuhan K dan P

3. Kotoran kambing

Juga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan K dan P

Cara penanaman jagung manis organik

1. Dengan cara tanam tugal

Cara ini merupakan cara tanam yang paling baik, untuk melakukannya perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Buat lubang sedalam 2 � 3 cm

b. Masukan 2 butir benih jagung manis

c. Setelah itu tutup dengan tanah dan kompos

d. Penyiraman dilakukan agar kelembapannya tetap terjaga

Dalam usaha bertanam jagung manis yang ideal benih yang dibutuhkan 8 kg per hektar, dengan jarak tanam 60 � 75 cm.

Hama penyakit pada tanaman jagung manis dan cara pengendaliannya

Dibawah ini kita sajikan beberapa hama dan penyakit yang menyerang tanaman jagung serta cara pengendaliannya.

Hama Penyakit Gejala Dan Cara Mengatasinya
Hawar pelepah (Rhizoctonia solani) Gejalanya berupa busuk pada pelepah, awalnya menyerang pada bagian tanaman yang terdekat dengan tanah kemudian menjalar ke bagian lain. Pada varietas tertentu bisa menyerang hingga ke tongkol buah. Pengendaliannya dengan mengatur budidaya jagung manis ke musim kemarau, menanam varietas yang memiliki jarak tongkol dari tanah cukup tinggi, merompes daun-daun yang bersentuhan dengan tanah, menyiangi kebun, memotong bagian tanaman yang terserang dan mengaplikasikan rotasi tanaman
Hawar daun (Curvularia sp.)
Cendawan ini menyebabkan hawar daun dengan gejala awal bercak tak beraturan di ujung daun, pusat bercak berwarna coklat keputihan dengan pinggiran coklat tua. Bercak meluas ke pangkal daun hingga membuat seluruh daun mengering. Penyakit ini cepat menyebar pada kondisi kelembaban dan curah hujan tinggi. Pengendaliannya dengan memilih varietas tahan, perbaikan drainase tanah, meningkatkan sanitasi kebun dan menghilangkan tanaman atau bagian tanaman yang terkena.
Hawar daun (Helminthosporium turcicum)
Penyakit ini menyerang daun dengan gejala awal bercak-bercak kecil berbentuk oval yang berkembang menjadi hawar berwarna coklat keabu-abuan. Biasanya serangan ditemukan pada daun tua (bawah) kemudian menjalar ke daun muda (atas). Pada keadaan yang parah bisa menyababkan kematian pada tanaman dengan penampakan daun kering seperti terbakar. Untuk mengendalikannya gunakan varietas yang tahan, pengolahan tanah yang baik, penyiangan dan pengaturan jarak tanam. Pada budidaya jagung manis non-organik bisa diaplikasikan fungisida
Karat (Puccinia sorghi)
Gejalanya terdapat bercak-bercak bisul berwarna coklat sampai oranye pada permukaan daun bagian atas. Penyakit ini biasanya menyerang jagung yang ditanam di daerah beriklim tropis hingga sedang. Penyakit ini berkembang baik pada suhu 16-23 derjat Celsius dengan kelembaban tinggi. Bisa dikendalikan dengan pemilihan varietas benih, menjaga sanitasi kebun dan aplikasi biopestisida apabila bisul muncul pada permukaan daun
Bule (Peronosclespora Maydis)
Gejala penyakit bule adalah permukaan daun bergaris-garis putih sampai kuning diikuti dengan warna coklat. Kemudian kerusakan menyerang tongkol. Penyakit ini bisa menyerang disepanjang musim tanam, namun kasus terbesar menyerang budidaya jagung manis yang ditanam diluar musim atau terlambat tanam. Serangan penyakit ini menyebabkan kerusakan yang besar, bisa menyebabkan kehilangan hinga 100%. Serangan penyakit bule bisa dihindari dengan pemilihan varietas benih yang tahan Peronosclespora Maydis, memusnahkan tanaman terinfeksi, penanaman sesuai musim, dan rotasi tanaman
Tikus (Rattus argritiventer)
Hama ini biasanya menyerang tanaman jagung manis yang ditanam di lahan sawah. Tikus memakan tongkol muda yang sedang matang susu, umumnya tikus memakan tongkol dari ujung hingga pertengahan pangkal. Pengendalian hama tikus secara organik adalah dengan memburu dan membasmi tikus dari sarangnya
Belalang (Valanga nigricornis)
Hama ini banyak berkembang didataran rendah yang berupa padang rumput atau pesawahan. Beberapa musuh alami belalang adalah Systoechus sp, burung dan laba-laba. Selain itu patogen seperti Metarhizium anisopliae merupakan musuh belalang
Kutu Daun (R. maidis)
Hama ini mengeluarkan embun madu pada daun yang berubah menjadi jelaga warna hitam. Noda-noda tersebut akan menghambat daun melakukan fotosintesis. Musuh alami hama ini adalah Lysiphlebus mirzaiCoccinella sp. dan Micraspis sp. Kultur teknis yang bisa dilakukan untuk menghindari serangan hama ini dengan melakukan polikultur tanaman atau menumpangsarikan jagung manis dengan tanaman lain
Ulat Tongkol (H. armigera)
Hama ini menyerang tongkol jagung. Pada awalnya imago meninggalkan telur pada rambut-rambut jagung. Setelah larva tumbuh akan masuk kedalam tongkol. Hama ini mempunyai kebiasaan berpindah-pindah, sehingga kerusakan yang ditimbulkan pada tongkol jagung bisa lebih banyak dibanding jumlah larvanya. Pencegahan terhadap hama ini adalah dengan menerapkan pengolahan tanah yang baik. Pengolahan tanah yang akan mengurangi populasi ulat tongkol berikutnya. Musuh utama dari hama ini adalah Trichogramma spp. yang merupakan parasit telur dan Eriborus argentiopilosa parasit pada larva muda.
Penggerek batang jagung (O. furnacalis)
Hama ini menyerang tanaman pada vase vegetatif maupun generatif. Kerusakan tanaman terjadi karena larva menggerek bagian batang tanaman untuk mendapatkan makanan. Penggerek batang jagung bisa dikendalikan secara teknis dengan mengatur rotasi tanam seperti dengan kedelai dan kacang tanah. Selain itu bisa juga dengan dengan memotong bunga jantan dan menerapkan waktu tanam yang tepat. Pembasmian hayati dengan memanfaatkan musuh alami seperti Trichogramma spp. atau predator alami Euborellia annulata yang memangsa larva

Cara Panen Jagung Manis

Jagung manis mulai berbunga setelah 50 hari. Sepuluh hari sebelum panen utama, sebaiknya dilakukan panen jagung muda. Pada masa ini akan tumbuh dua tongkol jagung, petik tongkol yang paling bawah. Pemanenan tongkol muda dimaksudkan agar asupan nutrisi pada tongkol utama tercukupi, sehingga hasilnya maksimal. Selain memetik tongkol muda, papaslah daun bagian bawah sebanyak 2-3 helai. Apabila muncul kembali tunas-tunas buah muda sebelum panen utama, petiklah sebagai panen tambahan. Panen utama budidaya jagung manis bisa dilakukan setelah tanaman berumur 65-75 hari.

Metode panen seperti ini cocok dilakukan untuk jenis tanaman jagung manis satu tongkol. Jenis ini digunakan luas oleh para petani di Indonesia, seperti varietas Seleksi Dramaga-2 (SD-2). Ada juga varietas jagung manis 2 tongkol, dimana dua tongkol jagung dibiarkan tumbuh hingga panen akhir.

Demikian pembahasan singkat tentang varietas jagung manis yang ditanam dengan cara organic, sampai jumpa pada artikel selanjutnya.

Elha Amalia Baso

Rabu, 17 Agustus 2016

Beberapa Terjemahan Istilah Dalam Kamus Biologi Pertanian

Membaca literature tentang biologi pertanian memang tidak mudah untuk semua orang, terlebih bagi petani yang tidak mengenal sama sekali baca tulis, hal yang sama juga terjadi pada petani yang sudah mengikuti SLPT (Sekolah Lapangan Pertanian Terpadu), karena itu tentunya tidak mudah untuk memahami dengan baik ketika seseorang yang tidak terlalu memahami istilah biologi pertanian, dihadapkan pada buku petunjuk tentang pertanian.

Pada beberapa daerah komunitas kami banyak menemukan hal yang demikian, untuk itulah kami coba tuliskan istilah dalam kamus biologi pertanian, dengan harapan bagi petani atau masyarakat penghobi tanaman, yang membaca artikel ini bisa terbantukan, sehingga tidak ada lagi kebingungan dalam memahami berbagai istilah dalam bidang pertanian.

Kamus istilah yang kami tuliskan ini ditulis sesuai dengan urutan abjad, berlaku untuk semua bidang pertanian, dimana dalam bidang pertanian termasuk juga tentang tanah, peternakan, dan beberapa istilah pada pertanian perikanan air tawar, anda juga bisa menemukan kamus istilah pertanian pada artikel sebelumnya, untuk anda yang belum membaca silahkan ikuti link berikut ini [Kamus Istilah Dalam Pertanian bagian 1].

Mari kita simak istilah pertanian dibawah ini :
Nama istilah Terjemahan Istilah Biologi Pertanian
Hari sebelum panen (pada pemakaian pestisida) Jangka waktu yang disyaratkan menurut hukum antara penyemprotan pestisida terakhir dan panen
Hasil optimal Hasil tertinggi yang dapat dicapai pada kondisi yang berlaku
Hasil reduksi yang beracun Substansi beracun yang terbentuk dalam tanah tereduksi (misalnya hydrogen sulfida)
Hermafrodit Memiliki bagian jantan maupun betina
Heterozigot
Memiliki gen yang tidak sama pada posisi yang sama atau sesuai dalam kromosom yang homolog
Hibrida Keturunan dari dua tanaman yang disilangkan
Hibrida komposit Suatu populasi mantap yang terjadi dari persilangan dua atau lebih tanaman induk dan dipertahankan dengan seleksi yang teliti misalnya varietas komposit jagung
Hidroponik Budidaya tanaman, biasanya sayuran, dalam air atau pasir dengan penambahan hara
Hifa Benang-benang miselia jamur
Homozigot Memiliki gen yang sama pada populasi yang sama atau sesuai pada kromosom yang homolog
Iklim mikro Keadaan dalam suatu lingkungan yang sangat kecil, misalnya di dalam tajuk dedaun tanaman (Sebagai lawan di luar tajuk � iklim makro)
Inang pengganti Tanaman yang menjadi inang tunggal suatu stadia tertentu dan daur hidup suatu hama atau penyebab penyakit, misalnya murbei untuk penyakit karat gandum
Indeks Luas Daun (ILD) Nisbah luas daun pertanaman terhadap luas tanah yang tertutup oleh pertanaman, misalnya suatu ILD 4 berarti bahwa luas daun adalah 4 kali lipat dari luas tanah tertutup
Indeks garam Suatu ukuran daya larut pupuk anorganik, misalnya natrium nitrat (NaNO3) sangat mudah larut dan mempunyai indeks garam 100
Infestasi Suatu serangan terakumulasi dari hama
Inokulum Sejumlah pathogen yang mampu menginfaksi tanaman
Kaki hitam Suatu penyakit yang biasanya melibatkan leher akar dan batang tanaman dari bawah
Kambium Suatu zone sel-sel yang membelah yang menghasilkan jaringan-jaringan batang
Kanker Suatu gejala penyakit dengan jaringan yang tumbuh menjorok pada tepi luka
Kanopi Rangkuman keseluruhan daun-daun suatu pertanaman atau tanaman
Kapasitas Pertukaran Kation (KPK) Kemampuan tanah untuk menarik/mengikat ion-ion bermuatan positif (kation) seperti Ca2+, Mg2+, K+, dinyatakan dalam mili-ekivalen/100 gram tanah
Karantina Usaha-usaha yang dirancang/ditujukan untuk mencegah masuknya hama atau penyakit ke suatu negara atau kawasan, dimana mereka tidak terdapat, dan sebaliknya, mencegah keluarnya ke Negara lain
Kekuatan pengguna Aliran nutrien ke organ yang sedang tumbuh
Kepala putik Organ betina tanaman yang menangkap serbuk sari
Ketiak daun Bagian paling pangkal pada batang daun
Klon sambung Klon yang digunakan sebagai batang atas pada penyambungan
Klon Tanaman-tanaman yang dihasilkan dengan cara-cara vegetative dari suatu tanaman tunggal terpilih
Klorosis Warna pucat dari daun dan bagian-bagian lain dari tanaman karena kekurangan klorofil yang disebabkan oleh virus, beberapa penyakit atau kekahatan nutrient
Kompos Bahan organik yang terdekomposisi, biasanya jerami, rumput, atau limbah sayuran
Kromosom Badan-badan seperti benang di dalam inti sel yang membawa gen atau sifat keturunan suatu organisme
Kultivar Suatu varietas tanaman (istilah kultivar dan varietas adalah sinonim)
Larat Bahan kimia terbawa arus angin melewati (di luar) daerah sasaran
Larutan bordo Suatu fungisida yang dibuat dengan mencampur 1,25 kg kapur dalam 40 liter air ditambah 1 kg sulfat tembaga untuk dijadikan 50 liter
Laten Ada tetapi tidak aktif atau kelihatan (digunakan misalnya untuk virus)
Latosol Tanah lapukan lanjut dengan pangatusan bebas, biasanya berwarna merah atau kuning
Layu Suatu gejala penyakit mencakup layunya/kolapnya jaringan tanaman
Melakukan skarifikasi Melukai/merusak kulit biji yang dorman untuk membantu absorpsi air dan perkecambahan, pada leguminose, ini dapat dilakukan secara mekanik atau kimiawi misalnya dengan asam sulfat
Memberokan Membiarkan lahan tidak ditanami, biasanya memperbaikinya dari penanaman yang berlebihan (tidak biasa pada usaha pertanian sayuran)
Menahun Suatu tanaman yang tumbuh selama banyak musim atau bertahun-tahun
Mencangkok Pembiakan vegetative suatu cabang/tunas dengan sayatan kulit melingkar yang dibungkus gumpalan tanah atau bahan lain (misalnya sabut kelapa) dan biasanya disungkup plastic, jika akar terbentuk didalam gumpalan media, cabang/tunas dipotong dan ditanam
Mendisinfeksi (Menyucihamakan) Suatu proses untuk membebaskan tanaman, benih, alat-alat, dan lain-lain, dari organisme perusak, zat kimia, api dan air panas, semuanya digunakan sebagai disinfektan
Menggaru Mengolah tanah untuk mendapatkan tanah yang halus/baik
Merekah Membukanya buah atau kotak sari untuk membebaskan biji atau tepung sari
Mesokarp Jaringan tengah dari dinding buah
Mikoplasma Patogen interseluler sangat kecil, lebih besar dari virus
Miselium Suatu masa hifa, bagian vegetative suatu jamur
Mosaic Pola daun bercak, sering kali karena virus
Mulsa Suatu lapisan jerami atau bahan tanaman lain atau plastic, yang digunakan mengawetkan/mempertahankan air dan menekan gulma, legium/kacangan digunakan sebgai mulsa hidup untuk keperluan ini dan untuk mencegah erosi (bandingkan tanaman penutup tanah � cover crop)
Mutasi Suatu perubahan genetic mendadak, secara alami atau buatan dalam suatu organisme, yaitu suatu mutan
Nekrosis Kematian sebagian organisme hidup
Nematoda Cacing kecil yang hidup dalam tanah, banyak nematoda adalah parasit tanaman
Nitrophoska Blue Special Suatu pupuk majemuk yang mengandung nitrogen, fosfor, kalium dan magnesium dalam perbandingan 12:12:7:2, dengan tambahan unsur mikro esensial, berguna bila status hara tanah tidak diketahui dan sangat baik untuk sayuran di daerah tropic yang umumnya kekurangan unsure mikro
Obligat (pada penyakit tanaman) Tanpa pilihan, harus berfungsi sebagai parasit
Oxisol
(lihat latosol)
Pan-tropik Terdapat luas di daerah tropika dan subtropika
Partenokarpi Perkembangan buah tanpa reproduksi seksual
Pathogen Suatu parasit yang menyebabkan penyakit pada inangnya
Pelindian Tercuci keluar misalnya hara dari tanah
Pembiakan aseksual Reproduksi/perbanyakan tanpa pertukaran seksual dari gamet
Pengendalian hama terpadu Penggunaan beberapa metode pengendalian hama (seperti budidaya, kimiawi, hayati, fisik) secara rasional untuk mengurangi dampak zat-zat kimia beracun terhadap lingkungan
Pengendalian hayati Pengendalian hama atau pathogen oleh parasit atau predator hidup
Penghindaran Usaha pengendalian hama atau penyakit yang didasarkan pada penanaman tanaman itu didaerah atau pada musim, yang pathogen atau hamanya sedang tidak aktif
Pengolahan tanah Pengolahan tanah
Penyambungan Mempersatukan dua tanaman secara vegetative
Penyambungan Menyambung tunas pada tanaman batang bawah (okulasi)
Penyerbukan sendiri Penyatuan gamet jantan dan betina dari tanaman yang sama
Penyerbukan silang Lihat penyilangan
Penyiangan lajur Pemberantasan gulma dalam daerah tertentu, biasanya daerah antara barisan tanaman
Penyilangan Penyerbukan/pembuahan suatu tanaman dengan serbuk sari tanaman lain yang mempunyai susunan/konstitusi genetic yang berbeda (sinonim dengan penyerbukan silang)
Perbungaan (bunga majemuk) -
Pergiliran tanaman Penanaman berbagai jenis tanaman secara berurutan pada lahan yang sama
Perikarp Dinding/kulit buah
Perkecambahan Pertumbuhan setelah suatu masa istirahat misalnya pada biji atau spora
Perladangan berpindah Pengusahaan tanaman di atas tanah bukan hutan, untuk beberapa tahun dan kemudian bila kesuburannya habis, berpindah ke daerah baru
Perlakuan biji Penyalutan biji dengan lapisan zat kimia pelindung
Persisten Tahan lama (digunakan untuk zat kimia)
Pertanaman sejenis Penanaman suatu jenis tanaman terus menerus
Polifag Makan berbagai jenis makanan (digunakan misalnya untuk serangga yang makan/hidup dari berbagai jenis tanaman yang berbeda)
Populasi tanaman Jumlah tanaman per satuan luas lahan, kerapatan tanaman
Predator Suatu organisme yang memangsa organisme lain (misalnya serangga yang memangsa serangga lain)
Primordial Organ tanaman yang muda dan belum berkembang
Rebah semai Tumbang dan matinya semai akibat infeksi pada batang dipermukaan tanah
Rebah Tumbangnya tanaman misalnya karena angin, kondisi tanah yang lunak atau kelebihan pupuk
Resistensi Kemampuan tanaman untuk menghindari atau menahan serangan hama atau pathogen, juga kemampuan suatu hama atau pathogen untuk mengatasi pengaruh zat-zat kimia, biasanya diperoleh melalui mutasi
Rhizobium Bakteri yang hidup dalam asosiasi (simbiosis) dengan tanaman, umumnya leguminosa, mereka menambat nitrogen dalam bintil-bintil akar
Risosfir Mintakat tanah yang langsung menyelimuti akar
Rizoma Batang dalam tanah-rimpang
Rogueing Pembuangan tanaman yang tidak sehat, tak diinginkan atau tidak dikehendaki dari suatu populasi tanaman
Rotovate Pengolahan tanah dengan rotovator
Sambungan belah Suatu sambungan yang dibuat dengan menyisipkan batang atas berbentuk pasak ke dalam celah yang sesuai pada batang bawah semai
Sanitasi Pembuangan dan pemusnahan bahan tanaman yang terserang hama atau penyakit untuk mengurangi penular (inokulum) bagi pertanaman berikutnya
Saprofit Suatu organisme yang hidup pada bahan organic mati
(secara) Epifit hidup pada (di atas) tanaman tetapi tidak sebagai parasit/benalu
(secara) Preventif Suatu cara pengendalian yang diterapkan dalam antisipasi timbulnya hama atau penyakit (misalnya penyemprotan untuk mencegah penyakit busuk kentang)
Senesens/penuaan Kematian bagian-bagian tanaman karena umur lanjut
Senyawa sistemik Suatu senyawa yang dapat masuk tubuh tanaman dan beredar didalamnya, yaitu memberikan perlindungan internal
Sindrom Sekumpulan gejala gangguan hama atau penyakit (kadang-kadang keduanya)
System (pengangkutan) vascular Jaringan pengangkut tanaman atau hewan, misalnya untuk air, darah.
Sklerosia Suatu bentuk badan istirahat yang kuat dari suatu jamur, misalnya Corticium rolfsii
Spora
�Biji� dari jamur, lumut dan paku
Sterilan tanah Suatu zat kimia yang ditambahkan pada tanah untuk membunuh jasad-jasad perusak
Subang Batang di bawah tanah yang membengkak yang digunakan untuk perbanyakan/pembiakan
Surfaktan, zat perata Suatu zat kimia yang akan memperbaiki penyebaran dan pelekatan fungisida dan insektisida pada tanaman
Tajuk (tanaman) bawah Tajuk tanaman-tanaman di bawah jenis yang dominan, misalnya semak-semak di bawah pohon-pohon besar di dalam hutan hujan
Tanah (me-) reduksi Tanah yang kandungan oksigennya terurai karena jenuh air/tumpat air
Tanah aluvial Tanah yang terbentuk dari bahan yang diendapkan oleh angin atau sungai
Tanah gembur Tanah yang mempunyai struktur lepas mudah diolah dan baik bagi perkembangan akar
Tanah koluvial Tanah yang terjadi dari bahan/material yang bergerak kebawah mengikuti kemiringan lahan karena pengaruh grafitasi (gaya tarik bumi)
Tanah koral Tanah berasal dari karang-karang tua yang terutama terdiri dari kalsium karbonat
Tanah lateritic Tanah yang tersusun dari bahan lunak atau keras yang kaya besi, atau tanah yang kaya akan konkresi batuan besi yang keras
Tanaman berumah dua Tanaman dengan bunga jantan dan betina pada tanaman yang terpisah (kebalikan dari monoecious � berumah satu)
Tanaman penjebak Suatu pertanaman yang khusus diusahakan untuk menarik serangga yang kemudian dapat dibinasakan, biasanya diusahakan/ditanam sebagai tanaman sela atau tanaman pinggiran/pagar
Tanaman penutup tanah Tanaman yang tumbuh cepat, biasanya leguminosa, yang digunakan menutup tanah terbuka seperti pada pertanaman pohon-pohonan sebagai mulsa hidup
Tanaman sela Suatu pertanaman jangka pendek yang diusahakan pada akhir pertanaman utama sebelum pertanaman utama berikutnya yang digunakan sebagai pakan ternak atau pupuk hijau
Tanaman tumpang sari, tanaman sela Pertanaman yang diusahakan di sela-sela antara pertanaman lain, misalnya kacang panjang diantara jagung
Tanggapan Fotoperiodik Tanggapan berbunganya tanaman terhadap lamanya periode gelap dan terang secara realtif, tanaman hari pendek memerlukan suatu periode gelap yang panjang (malam tanpa cahaya) dan tanaman hari panjang memerlukan suatu periode malam yang pendek/singkat untuk berbunga, sedangkan tanaman hari netral tidak terpengaruh
Tangkap bunga Cabang yang membawa satu bunga
Tangkai perbungaan Bulir yang mendukung perbungaan
Tetraploid Memiliki jumlah kromosom lipat dua dari yang normal (diploid)
Tingkat kerusakan ekonomik Jumlah hama terendah yang menimbulkan kerusakan/kerugian ekonomi
Titik layu permanen Kadar lengas tanah yang akanmenyebabkan tanaman layu dan mati
Translokasi Gerakan air dari akar ke daun di dalam tanaman, yang disebabkan oleh evaporasi lewat stomata daun
Tumpat air Jenuh (dengan) air
Tunas (semprot) Kerangka penyemprot horizontal atau vertical yang membawa beberapa pemercik
Vector Suatu organisme yang menularkan pathogen secara langsung atau tidak langsung kepada tanaman atau binatang
Virulensi Derajat infeksi yang disebabkan oleh organisme pathogen
(zat) Perekat Suatu zat kimia yang dicampurkan pada fungisida dan insektisida untuk membuatnya melekat pada tanaman, terutama pada daunnya.

Demikian beberapa istilah dalam kamus biologi pertanian semoga dapat membantu anda, sampai jumpa pada artikel selanjutnya.
Beberapa Terjemahan Istilah Dalam Kamus Biologi Pertanian
Firmasari














*Sumber : Williams Uzo, Produksi sayuran didaerah tropika

Daftar Racun Herbisida Untuk Pengendali Gulma Pada Sayuran

Untuk mengendalikan berbagai gulma pada tanaman memang tidak selesai dengan cara pengendalian hayati saja, untuk itu kali ini kita coba tuliskan daftar herbisida yang biasa digunakan pada tanaman sayuran, daftar ini kami susun berdasarkan perilaku pasar, artinya herbisida ini dijual dipasaran. 

Penggunaan herbisida ini bisa dilakukan di semua jenis tanaman sayuran, asalkan ditemukan jenis gulma yang sama pada areal pertanaman sayuran yang dimaksud.
Daftar Racun Herbisida Untuk Pengendali Gulma Pada Sayuran
(Ilustrasi : Pupuk cair untuk tanaman padi, Sumber : Group FB Surono Danu)

Mari kita simak daftar herbisida untuk pengendali gulma pada tanaman sayuran.

No Zat Kimia Terkandung Merek DagangSifat Dan Rentang PengendalianTindakan Keamanan
1 Parakuat Grammoxone, Weedol, DextroneMembunuh semua jaringan hijau, berguna untuk penyiangan antar baris pada sayuran dan untuk kematian pra tanam yang cepatPerlu perlindungan penuh, mematikan bila tertelan
2 Glifosat RoundupNon selektif, non residual pasca tumbuh, baik untuk gulma menahun berakar dalam, rumputan, teki-tekian dan gulma tuaTidak beracun
3 Alaktor Lassoselektif pra tumbuhan, tahan selama 70 - 80 hari, untuk rumputan semusim dan gulma D.L, pada jagung, kedelai dan kubis-kubisan-
4 Aloksidium natrium NP-48 NaSelektif pasca tumbuh untuk gulma rumputan pada sayuranTidak beracun
5 Aziprotin MesoranilPra tumbuhan untuk gulma DL semusim, beberapa rumputan, baik untuk kerabat Brassica (bukan kubis bunga) dan bawangTidak beracun
6 Benfluralin Batan, BonalanPra tumbuh tanah untuk rumputan semusim dan gulma DL pada slada, letus, kacang tanah, kerabat mentimunTidak beracun
7 Bensulid PrefarPra tumbuh, pra tanam untuk cucurbita, brassica dan slada letusTidak beracun
8 Butralin Amex, TamexPra tumbuh, campur dengan tanah untuk pengendalian gulma pada legum cucurbitaTidak beracun
9 Kloramben VegibenPra tumbuh untuk gulma di kebanyakan sayuranTidak beracun
10 Kloroksuron TenoranSistemik untuk sayuran, pra tumbuh atau sesudah pindah tanamTidak beracun
11 Klorbromuron MaloranPra dan pasca tumbuh untuk wortel, legum dan kentangTidak beracun
12 Difenoksuron LironionPenggunaan selektif pada bawangTidak beracun
13 Fenuron DybarPra atau pasca tumbuh, baik untuk ChickweedTidak beracun
14 Napropamid DevrinolHerbisida tanah dan dedaunan untuk rumputan dan gulma DL pada sayuranTidak beracun
15 Nitralin PlanovinRumputan semusim dan gulma DLTidak beracun
16 Propaktor RamrodPra tumbuh untuk rumputan semusim dan gulma DLTidak beracun
17 Sulfalat VegadexPra tumbuh untuk gulma semusimTidak beracun
18 Trifluralin TreflanPra tumbuh untuk rumputan semusim dan gulma DL di kebanyakan sayuranTidak beracun

Istilah : DL = Gulma daun lebar

* Sumber William Uzo - Produksi sayuran di daerah tropis

Jumat, 12 Agustus 2016

Rahasia Sukses Budidaya Cabe Rawit

�Kecil-kecil cabe rawit biar kecil pedes rasanya� demikian kata pepatah, cabe-cabean yang satu ini memang seksi sekali rasanya, kalau tidak ada dia di menu santapan rasanya seperi ditinggal pergi kekasih, karena itulah mengapa cabe rawit menjadi sesuatu yang penting untuk diperhatikan di pasaran Indonesia.

Dalam sejarah dunia tanaman cabe rawit atau dalam bahasa latinnya Capsicum frutescens, ia berasal dari benua paman sam amerika sana, entah bagaimana cabe rawit ini bisa sampai di Indonesia, namun demikian ia sangat cocok dikembangkan di Indonesia yang beriklim tropis, terutama di sepanjang garis khatulistiwa.

Selain itu cabe rawit juga sangat bagus ditanam di dataran tinggi dengan ketinggian 0 � 500 meter dari permukaan laut, meski demikian tidak tertutup pula kemungkinan Lombok rawit ini ditanam di daerah ketinggian 1000 meter dari permukaan laut, namun untuk daerah ketinggian ini produksi cabe biasanya kurang.

Penduduk tani Indonesia bertanam berbagai jenis cabe rawit, umumnya cabe rawit hijau dan putih, mengapa petani Indonesia lebih menyukai bertanam cabe rawit, karena bertanam cabe rawit tidak terlalu besar resikonya dibanding menanam cabe besar, cabe rawit dikenal juga dengan tanaman bandel, dan umur produksinya bisa mencapai setahun, anda bisa bayangkan jika merawat cabe besar selama satu tahun berapa biaya yang akan dikeluarkan untuk pupuk dan lain sebagainya, sementara semakin tua ia semakin berkurang tingkat produksinya.

Agar usaha pertanaman cabe rawit anda sukses besar, perlu diperhatikan teknis pengolahannya, dimulai semenjak pemilihan bibit, pengolahan tanah, perawatan, dan melindunginya dari berbagai ancaman penyakit dan termasuk juga ancaman dari maling cabe.
rahasia lainnya tentang caranya agar tanaman cabe berbuah lebat

Dibawah ini kita coba bahas satu persatu bagaimana jurus rahasianya agar budidaya cabe rawit bisa sukses, dan mendatangkan keuntungan berpuluh kali lipat. Maka dari itu simak baik-baik

1. Pemilihan benih cabe rawit unggul

Dalam memilih benih cabe sangat saya sarankan memilih benih yang sesuai dengan kondisi tanah di daerah anda, untuk mengetahui benih yang sesuai dengan kondisi lahan ditempat anda, caranya sangat mudah, yakni dengan menanam bibit cabe rawit yang sudah dibudidayakan sebelumnya oleh petani lokal, jika anda menanam cabe rawit dalam skala besar, setidaknya anda tidak membuang waktu dan uang untuk membuktikan keunggulan varietas bibit cabe rawit yang baru, apalagi bibit tersebut diperoleh dari sales yang belum mengerti dengan keadaan pertanahan di daerah anda.

Cara berikutnya yang paling mudah, gampang, dan murah meriah untuk mendapatkan benih cabe-cabean (Cabe rawit) ini, adalah dengan menyeleksi benih cabe rawit kepunyaan anda sendiri.

Jadi bagi anda yang sebelumnya sudah melakukan penanaman cabe rawit, benihnya bisa diperoleh dari hasi panen sebelumnya, untuk memilih benih cabe rawit yang baik caranya juga cukup mudah, hanya dengan menyisakan satu pokok batang yang tumbuh sehat dan baik buahnya, kemudian buah pada panenan terakhir tersebut dibiarkan sampai kering, untuk kemudian diambil bijinya, pada buah yang sudah kering biji yang akan diambil tersebut sebaiknya biji yang terdapat pada bagian tengah buah, dan jangan lupa untuk memastikan biji-biji cabe rawit tersebut bisa tumbuh, maka sebaiknya lakukan perendaman terlebih dahulu didalam air bersih, biji yang terendam dalam air bisa dijadikan sebagai calon bibit, kemudian setelah itu jemur biji yang terendam dibawah sinar mentari selama lebih kurang tiga hari.

Agar biji cabe rawit bisa menghasilkan panen yang melimpah, usaha untuk membuatnya berhasil juga dipengaruhi dari perlakuan awal untuk persiapan benih, salah satunya adalah dengan memeilharanya biji calon benih dari serangan jamur, untuk mengantisipasinya anda bisa memberikan fungisida pada biji cabe rawit, setelah itu simpan benih ditempat yang memiliki sirkulasi udara, cara ini bisa membuat biji benih bertahan lama, namun harus pula anda ingat semakin lama disimpan daya tumbuh biji benih akan semakin berkurang.

2. Cara penyemaian benih cabe rawit yang baik

Jika lahan yang akan anda gunakan untuk membudidayakan cabe rawit selua satu hektar, maka benih yang dibutuhkan sekitar 0,5 kg, untuk penanaman yang baik benih cabe rawit perlu disemaikan terlebih dahulu untuk dijadikan bibit, berikut ini prosedur penyemaian benih cabe rawit yang baik.

a. Pasang atap tempat naungan benih untuk menghindari terik matarahi langsung, kucuran air hujan yang terlalu deras, dan terpaan angin kencang.

b. Siapkan polybag ukuran kecil sekitar 5 x 10 sebagai media penyemaian

c. Isi polybag dengan tanah, arang sekam, dan kompos, perbandingannya 1:1:1, agar campurannya merata dengan baik, sebaiknya lakukan pengayakan terlebih dahulu 

d. Rendam benih dengan air hangat sekitar 5 jam, hal ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan benih cabe rawit

e. Setelah itu masukkan benih cabe rawit kemudian tutup dengan tanah

f. Siram benih setiap pagi dan sore, sebaiknya penyiraman ini dilakukan dengan hati-hati agar air siraman tidak merusak media tanam benih

g. Kemudian biarkan benih tumbuh, biasanya dalam seminggu bibit sudah mulai muncul, dan bibit cabe rawit ini bisa dipindahkan ke areal pertanaman setelah daunnya berjumlah 4 atau 6 helai, atau kira-kira sudah berumur 1 bulan.

3. Cara pengolahan tanah dan penanam bibit cabe rawit

Untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya, pengolahan tanah yang baik sebaiknya dilakukan bersamaan dengan proses pembibitan, dengan demikian ketika bibit siap tanam lahan sudah tersedia dan siap dipakai, ada beberapa tahapan yang dilakukan untuk mengolah tanah.

a. Mencangkul atau membajak tanah 

Tanah yang dicangkul atau dibajak sebaiknya sedalam 40 cm

b. Perhatikan kondisi areal yang akan dijadikan tempat penanaman cabe rawit

Jika tanah terlalu asam sebaiknya netralkan terlebih dahulu dengan dolomite

c. Membuat bedengan

Bedengan yang disiapkan lebarnya lebih kurang 100 - 120 cm dengan tinggi 30 � 40 cm, perhatikan jarak antar bedengan, usahakan jarak antar bedengan selebar 60 cm

d. Pemberian pupuk pada bedengan

Saran saya sebaiknya berikan pupuk organic dari kotoran ternak, bila tanah kurang subur bisa pula ditambahkan urea, SP36 dan KCL, untuk pupuk kandang takarannya sekitar 15 � 20 ton/hektar

e. Buat lubang tanam pada bedengan

Untuk satu bedengan lubang tanam dibuat dua baris dengan jarak antar baris 60 cm, usahakan pembuatan lubang ini berbentuk zig-zag tidak sejajar, hal ini dilakukan untuk beberikan ruang yang cukup untuk matahari menyinari cabe rawit anda, dan memberikan sirkulasi udara yang baik untuk semua pertanamannya.

f. Pemindahan bibit ke lubang tanam

Ketika sudah cukup umur bibit cabe rawit dalam polybag dipindahkan ke lubang tanam, sebaiknya penanaman ini dilakukan pada waktu pagi dan sore hari, usahakan juga penanaman dalam satu bedengan selesai dalam sehari.

4. Merawat cabe rawit

Merawat cabe rawit memang lebih mudah daripada merawat cabe besar, cabe rawit tidak perlu terlalu sering disiram, penyiramannya dilakukan jika musim kemarau agar tanaman tidak terlalu kering, cabe rawit jika terlalu kering ia juga akan mati, untuk itu sebaiknya berikan perendaman air disekitar bedengan setiap dua minggu sekali, ingat hal ini dilakukan bila terjadi musim kemarau.

Untuk pemupukan juga tidak terlalu rumit, pemupukan susulan boleh diberikan ketika umur tanam bibit 1 bulan semenjak bibit dipindahkan dari tempat pembenihan, untuk pupuk yang diberikan bisa pupuk organic cair atau kompos, dengan takaran pupuk kompos sebanyak 500 � 800 gram dan untuk pupuk cair yang sudah diencerkan diberikan sebanyak 100 ml pertanaman, bisa juga ditambahkan urea dan NPK.

Perawatan lainnya adalah penyiangan gulma, perlu pula diperhitungkan terkadang gulma juga bermanfaat untuk cabe rawit, dengan syarat ketinggian gulma tidak melebihi tinggi tanaman cabe rawit, hal ini dikarenakan gulma juga berfungsi untuk menahan serangga hama. Namun untuk hasil yang benar-benar maksimal sebaiknya gulma-gulma itu disingkirkan saja.

Jika anda ingin mengetahui rahasia lainnya tentang caranya agar tanaman cabe berbuah lebat, baca juga artikel pilihan kami disini [Rahasia membuat tanaman cabe berbuah lebat selebat lebatnya]

5. Memperhatikan serangan hama dan penyakit

Cabe rawit sebenarnya cukup tahan dari serangan hama dan penyakit, namun demikian bukan berarti cabe rawit betul-betul terbebas dari serangan hama dan penyakit, sama halnya dengan cabe besar, hama dan penyakit yang menyerang cabe besar juga bisa menyerang cabe rawit, diantaranya adalah serangga aphid, lalat buah (Drosophila melanogaster), kepik, dan serangga lainnya.

Sedangkan untuk penyakit yang perlu diwaspadai untuk tanaman cabe rawit adalah ketika musim hujan tiba, pada musim itu banyak serangga yang numpang berteduh dibalik daun cabe rawit dan serangga ini berpotensi sekali menjadi vector penyebaran penyakit, seperti virus kuning, virus Gemini dan berbagai jenis virus lainnya, dan untuk menanggulangi hama dan penyakit ini bisa dilakukan metode dibawah ini

a. Memberikan ramuan ampuh pengusir hama dan penyakit
Ramuan ampuh untuk mengusir hama dan penyakit ini telah kami bahas pada artikel sebelumnya, bagi anda yang belum tahu silahkan baca disini [Cara membuat ramuan ampuh pengendali hama penghisap dan serangga vector penyakit]

Ramuan ini bekerja dengan cara menciptakan rasa tidak nyaman pada serangga, karena pada umumnya penyakit yang terdapat pada tanaman cabe berasal dari serangga vector, maka dengan memberikan ramuan ini anda sudah mendapat dua keuntungan sekaligus, yakni mengusir hama dan menghindari tanaman cabe rawit dari kemungkinan serangan penyakit yang disebabkan oleh serangga vektor.

b. Memberikan ramuan ampuh pestisida nabati dari tanaman serai
Untuk kegunaan dan cara membuatnya bisa anda baca disini [Obat ampuh mengatasi hama kutu kutuan pada daun cabe]

Musim panen cabe rawit

Biasanya cabe rawit sudah mulai menampakkan buah yang bisa dipanen setelah ia berumur 2,5 � 3 bulan semenjak bibit ditanam, panen ini bisa terjadi selama 6 bulan lebih, bahkan untuk umur tanaman cabe bisa mencapai 24 bulan, dan selama itu anda tetap bisa memanen buah cabe rawit, namun tentu saja semakin tua umurnya semakin berkurang pula produksi buahnya.

Budidaya cabe rawit yang baik selama 12 bulan mampu menghasilkan produksi sekitar 30 ton/hektar, wow luar biasa bukan.

Bagaimana bro, anda tertarik untuk membudidayakan cabe rawit, biayanya tidak terlalu mahal bahkan tergolong paling murah dibandingkan dengan membudidayakan cabe besar (Capsicum annum), selamat mencoba.

Salam �

Kamis, 11 Agustus 2016

Cara Menanam Kentang Yang Baik Di Daerah Pegunungan

Bicara soal kentang saya jadi ingat snack kepuruk kentang chitathos, waktu kecil saya doyang sekali beli snack chitatos, meski harganya lebih mahal dibanding snack anak kampong biasanya, maklumlah dikampung snack yang paling favorit itu adalah ubi bakar, dan sewaktu kecil tidak pernah terpikirkan oleh saya kalau kentan itu kebanyakan tumbuhnya di daerah pegunungan yang dingin dan sejuk.

Karena memang kentang tumbuh subur didaerah yang beriklim dingin, jika ditanam diaerah yang suhu udaranya tinggi bisa menyebabkan tanaman tidak dapat membentuk umbi, ketinggian daerah yang baik untuk pertumbuhan kentang adalah kisaran 1000 � 2000 meter dari permukaan laut, dengan suhu 14 � 22 derajat celcius, dan kentang akan tumbuh dengan baik jika curah hujan berada pada 1000 � 15000 mm, bila hujan terlalu tinggi maka bisa-bisa kentang mengalami kebusukan pada umbinya.

Didalam disiplin ilmu botani kentang (Solanum tuberosum L.) termasuk tanaman berkeping dua (dikotil) dari keluarga Solanaceae, tanaman ini bisa dikembang biakan dengan cara vegetative melalui umbi. 

Orang-orang di zaman colonial tepatnya pada abad ke � 18 mereka melakukan budidaya kentang ini di daerah cibodas, lembang, pangalengan dan tengger, lalu lama kelamaan usaha budidaya kentang ini menyebar sampai ke wilayah sumatera yakninya di dataran tinggi sungai penuh - kerinci, hingga kini budidaya kentang sudah dilakukan di banyak tempat di Indonesia, selain itu prospek nilai jual kentang juga cukup tinggi.

Untuk melakukan penanam kentang ada beberapa tahapan yang perlu kita lakukan, tahapan tersebut seperti yang kita bahas dibawah ini.

Mempersiapkan bibit kentang

Sebelum melakukan penanaman umbi kentang sebaiknya disimpan terlebih dahulu selama lebih kurang tiga bulan, tujuannya adalah untuk mengetahui umbi kentang sudah mampu bertunas dengan baik, halo ini disebabkan karena umbi kentang memiliki masa dormasi, kemudian umbi yang sudah bertunas dilakukan seleksi pemangkasan.

Jika tunas memiliki panjang lebih dari 2 cm sebaiknya dibuang saja, karena tunas yang panjang juga tidak baik untuk dibudidayakan secara komersil, dan berat umbi yang baik untuk bibit berkisar antara 30 - 50 gram perbuah.

Pengolahan tanah untuk budidaya kentang

Memperhatikan kondisi tanah sebelum dilakukan penanaman sangat penting, bagaimana kondisi tanah yang akan ditanami kentang tersebut, apakah kondisi tanah gembur atau padat, jika tanahnya padat maka perlu dilakukan pengolahan tanah dengan membajak, dan jarak kedalamannya lebih kurang 30 cm.

Setelah dilakukan pembajakan tanah, diamkan selama 2 � 3 hari, pada hari kedua atau ketiga setelah itu dilakukan penggaruan sedalam lebih kurang 5 cm, kemudian diamkan tanah tersebut selama satu minggu, jika kondisi tanah juragan gembur tidak usah dilakukan pembajakan cukup lakukan penggaruan saja, setelah itu diamkan selama satu minggu, hal ini sebenarnya bertujuan untuk memperbaiki aerasi tanah.

Kentang merupakan tanaman yang manja dan sensitive, oleh karena itu perlu pula diperhatikan kondisi kelembapan tanah, keadaan tanahnya tidak boleh terlalu basah dan tidak pula boleh terlalu kering, [disini letak rahasianya, terkadang petani tidak terlalu memperhatikan kelembapan tanah areal pertanaman kentang], bila tanahnya terlalu basa siapkan parit sebagai irigasinya, jika terlalu kering tanahnya maka rajinlah melakukan penyiraman.

Ketika satu minggu masa penantian tanah selesai, kemudian tanah diratakan dan dibuat garitan selebar lebih kurang 80 cm dengan ketinggian 5 cm, lalu kemudian berikan pupuk.

Penanaman kentang

Untuk menanam kentang tidak terlalu susah, umbi kentang yang telah dipangkas diletakkan dalam garitan, lalu buat jarak tanam sekitar 20 � 30 cm, setelah umbi diletakkan timbun dengan tanah sehingga terbentuk seperti gundukan setinggi 10 � 15 cm, biarkan bagian kiri dan kanannya embentuk parit untuk drainase.

Cara pemupukan tanaman kentang

Pupuk yang sebaiknya digunakan untuk tanaman kentang adalah pupuk kandang, atau boleh juga dibuat lubang tempat pemberian pupuk, hal ini gunanya untuk mengantisipasi tergerusnya pupuk, pemberian pupuk kandang sebaiknya 20 � 50 ton per hektar, ini tergantung pula dari tingkat kesuburan tanahnya, selain pupuk kandang bisa juga ditambahkan NPK sebanyak 350 kg per hektar, NPK ini cukup disebar atau dimasukkan kedalam lubang-lubang yang sudah disediakan dekat umbi kentang yang ditanam.

Cara memelihara tanaman kentang

Karena kentang merupakan tanaman yang manja dan sensitive, maka pemeliharaan kentang dilakukan dengan beberapa kegiatan.

1. Penyiraman (jika tanah padat dan kering)

Untuk daerah yang lembab dan sering turun hujan, penyiraman tidaklah terlalu penting, namun jika keadaan tanah terlihar kering barulah penyiraman dilakukan, tapi wajib diperhatikan kondisi tanahnya, jangan pula anda menyiramnya terlalu basah apalagi sampai tergenag airnya. 

2. Mengendalikan gulma

Perhatikan gulma yang tumbuh, biasanya setelah satu bulan penanaman gulma mulai terlihat, jika demikian bersihkan dengan sabit, kemudian penyiangan gulma berikutnya dilakukan setelah umur tanaman dua bulan.

3. Mengendalikan hama dan penyakit.

Pengendalian hama dan penyakit merupakan hal yang sangat penting dalam budidaya kentang. Produktifitas tanaman kentang sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan tanaman. Penyemprotan fungisida maupun insektisida dimulai sejak tanaman berumur 10 hari. Interval penyemprotan dilakukan dua kali seminggu, atau tergantung dari gejala kerusakan yang terlihat.

Obat-obatan yang diberikan berupa fungisida (dithane dan vondozeb) dan insektisida (hostathion). Konsentrasi yang dianjurkan sesuai dengan petunjuk penggunaan pada label. Selain dengan penyemprotan, pengendalian hama dan penyakit bisa dilakukan juga dengan rotasi tanaman. Lakukan pergiliran tanaman dengan tanaman kacang-kacangan atau palawija. Waktu rotasi tanaman diperlukan sekurang-kurangnya 2-3 tahun, baru lahan bisa ditanamai tanaman kentang lagi.

Jenis-jenis hama dan penyakit yang biasa ditemukan dalam budidaya kentang di Indonesia antara lain:

� Busuk daun (Phytophthora infestans)

� Penyakit layu bakteri (Pseudomonas Solanacearum)

� Bercak lunak (Altenaria Solani)

� Penyakit layu fusarium (Fusarium Oxysporum)

� Virus gulung daun (PLRV)

� Root knot nematodes (Meloidogyne Spp.)

� Ulat gulung (Phthorimae Operculella)

� Pekung (Rhizoctonia Solani)

� Virus (Virus X, Virus Y, Virus S)

� Oteng-oteng (Epilachna Puntata)

� Ulat tanah (Agrotis Ipsilon)

� Kutu daun hijau (Myzus Persicae dan Aphis Nasturtii)

� Orong-orong (Cryllotalpa Sp.)

Masa Panen kentang

Umur tanaman kentang sampai siap panen bergantung pada jenis kentang, tinggi lahan dan musim, umumnya satu siklus budidaya kentang sampai umbi siap dipanen antara 80-120 hari.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika panen kentang.

* Jangan panen kentang terlalu dini atau terlalu tua. 

Panen yang terlalu dini, membuat kualitas kentang rendah karena pembentukan karbohidrat dalam umbi masih belum optimum. Sedangkan pemanenan yang terlalu tua meningkatkan resiko umbi kentang terserang penyakit dan rusak.

Untuk memastikan kesiapan panen kentang, lakukan uji coba yakni dengan menggali umbi kentang secara acak, pengambilan contoh harus dilakukan secara merata sehingga mewakili lokasi tanam. 

Umbi yang sudah diambil dilihat tingkat kematangannya, atau, bila kita sudah terampil bisa pula dengan cara memperhatikan bentuk dan warna daun kentang, tanaman yang siap panen, warna hijau daunnya mulai pudar dan terlihat kering.
Cara Menanam Kentang Yang Baik Di Daerah Pegunungan
(Ilustrasi : penyakit karat daun)
Proses panen bisa dilakukan dengan garpu, dalam hal ini harus diperhatikan benar jangan sampai garpu melukai bagian umbi. Apabila takut umbi rusak terkena sosokan garpu, pemanenan bisa dilakukan dengan kored, atau cangkul tangan, dengan alat ini resiko kerusakan lebih kecil, namun kekurangannya proses panen bisa jadi lebih lama, setelah umbi digali, biarkan beberapa saat atau jemur untuk beberapa saat, sehingga lapisan tanah yang menyelimuti umbi mudah dibersihkan, kemudian kemas umbi kentang kedalam karung atau keranjang.

Demikianlah cara menanam kentang di daerah pegununan nan seger, sampai jumpa di artikel lainnya.

Salam �