Jumat, 29 Mei 2015

Budidaya Tanaman Jahe (Zingiber officinale)

Jahe

Tanaman Jahe ditanam untuk mendapatkan hasil berupa rimpang, di daerah tropika basah dapat dipanen pada enam bulan. Jahe cocok dalam pergiliran dengan tanaman-tanaman yang samaumurnya. Karena tanaman ini dihuni oleh bakteri layu, sebaiknya jangan diikut sertakan dalam pergiliran (tumpangsari) dengan tanaman kerabat solanaceae yang peka terhadap penyakit in, dan terutama sekali dengan tomat, terong, cabai besar dan kebanyakan cabai pedas. Meskipun demikian, ia dapat digunakan dalam pergiliran tiga tahun, yang memanfaatkan batang bawah terong atau cabi yang resisten.

Terdapat banyak varietas dan dua variasi warna daging, satu kemerahan dan yang lain putih atau kuning muda. Di dataran rendah kultivar atau varietas dari daerah dataran tinggi cenderung menderita karena adanya berbagai penyakit busuk akar. Oleh karena itu, sebaiknya dicari varietas-varietas yang dapat beradaptasi dengan daerah setempat. Hasil yang diperoleh sangat bervariasi mulai dari 5 sampai 30 ton per ha. Pada pemanenan awal, mungkin memberikan hasil yang lebih rendah, akan tetapi diperoleh jahe dengan kualitas yang lebih baik sebagai jahe gula-gula.

Budidaya

Seperti dengan tanaman umbi-umbian lain, jahe juga menghendaki tanah yang gembur. Tanah gambut sesuai untuk tanaman ini, akan tetapi semua jenis tanah dengan pH kurang dari 5 harus diberi kapur dengan dosis 2 ton per ha.

Bibit jahe dapat diperoleh dari potongan-potongan kecil rimpang sepanjang 3 cm, lakukan pencelupan dalam fungisida (sebagai contoh, Aretan atau kaptan), setelah itu potongan-potongan rimpang tersebut harus dikeringkan dan disimpan selama satu atau dua minggu sebelum ditanam, ini bertujuan agar luka bekas sayatan dapat tertutup dengan baik. Potongan-potongan ini sebaiknya jangan terkena sinar matahari langsung.

Tanaman jahe ini ditanam pada bedengan selebar 1,2 m dengan jarak 30 cm per bibit ditanam dalam empat baris. Dengan jarak ini sudah cukup baik untuk pertanaman sampai umur 6 bulan.

Tanaman jahe ini tanggap terhadap kesuburan tanah yang tinggi, 20 ton per ha bahan organik matang dicampur dengan 500 kg per ha pupuk majemuk 12:12:17:2, ditambah 200 kg per ha urea, dapat diberikan dalam bagian-bagian yang sama pada saat jahe berumur 1, 2, 3, 4 dan 5 bulan. Untuk hasil yang lebih baik, jahe memerlukan pemberian air yang teratur tetapi sedikit pada saat cuaca kering. Pemulsaan pada daerah kering juga sangat dianjurkan, baik menggunakan mulsa plastik ataupun menggunakan mulsa organik.

Perlindungan Tanaman

Di dataran rendah tropika tanaman jahe mempunyai beberapa masalah penyakit. Penyakit jamur berupa bercak daun adalah penyakit yang paling lazim dan serius ditemui, penyakit ini disebabkan oleh Phyllosticta zingiberis. Jamur ini dapat menyebabkan nekrosis pada daun yang berat. Usaha pertanian komersial haruslah mempertimbangkan penyemprotan mingguan dengan menggunakan zineb. Tanaman jahe ini rentan terhadap penyakit layu bakteri dan perlu kehati-hatian dengan tempat penanamanna dalam pergiliran. Rimpangnya dapat menjadi sasaran penyakit busuk oleh banyak jamur dan bakteri kelompok Erwinia. Pengatusan atau pengairan untuk tanaman jahe ini harus baik. Penggerek batang dapat menjadi masalah, dan pada tanah berpasir, populasi nematoda juga perlu dipantau.

Panduan Praktis Pengelolaan Tanah untuk Bertanam Sayuran

COLLECTIE TROPENMUSEUM 'Bemestingsproef van bi...
COLLECTIE TROPENMUSEUM 'Bemestingsproef van bibit in ingegraven potten TMnr 10012056 (Photo credit: Wikipedia)
Tanah walaupun dilihat sepintas sama, tetapi memiliki sifat-sifat yang berbeda antara satu jenis tanah dengan jenis tanah yang lainnya. Bahkan, dalam setiap jengkal tanah memiliki sifat yang berbeda, apalagi jikalau tanah tersebut berbeda tempat. Oleh karena itu, ketika kita hendak bertanam sayuran harus diperhatikan cara pengelolaan tanah tersebut, khususnya dalam segi karakteristik wilayah. Berikut panduan praktis dalam pengelolaan tanah.

Tipe tanah dan pengolahan Lahan

Tipe tanah yang dimaksud disini adalah sifat kimia dari tanah tersebut seperti apakah terlalu banyak mengandung pasir, debu (lempung) ataukah terlalu banyak mengandung liat. Tipe tanah dan lahan utama yang mungkin dihadapi dalam usaha pertanian sayuran di daerah tropika khususnya adalah sebagai berikut:

Areal atau daerah datar atau lempungan rendah dengan pengelolaan sebagai masalah utama. Daerah demikian dapat terdiri dari beberapa jenis tanah Inceptisol, Entisol (yang merupakan tanah-tanah muda yang masih berkembang), Mollisol (tanah-tanah lunak atau tanah dengan solum dangkal), tanah Vertisol (tanah dengan sifat plastis yang mudah mengembang dan mengerut), dan di kawasan dengan intrusi garam serta tanah Aridisol (tanah di daerah dengan curah hujan yang rendah atau kering). Kebanyakan tanah ini adalah tanah masam (pH di bawah 7), tetapi tanahVertisol dan Aridisol dapat mendekati netral atau basa. Kebanyakan tanah-tanah tersebut berasal dari fraksi yang sangat mudah lapuk daribahan induknya dan sangat sukar dikelola, kecuali Vertisolyang berasal dari bahan induk basalt. Beberapa tanah marin atau tanah di daerah pantai, bila dikelola, dapat menjadi sangat masam (tanah sulfat masam). Beberapa daerah rendah mungkin juga mempunyai lapisan gambut di lapisan subsoilnya. 

Tanah-tanah pasir koluvial, daerah dengan kontur datar atau sedikit berbukit dengan pengatusan yang lebih baik, atau terbentuk dari hasil endapan sedimen di dekat atau diantara bukit-bukit atupun didaerah atas dataran banjir (flood plain). Beberapa tanah koluvial berasal dari bahan letusan gunung api atau batu kapur sehingga dari segi pengolahannya lebih mudah ditangani.
Tanah-tanah pedalaman berbukit, mencakup daerah landai sedang sampai curam yang dalam pengelolaannya memerlukan penterasan konstruksi bedengan untuk budidaya sayuran. Tanah dalam kategori ini adalah tanah Oxisol, Alfisol dan Ultisol. Tergantung bahan induknya, tanah-tanah ini dapat mudah atau sukar diolah dan mantap atu sangat peka terhadap erosi

Banyak tanah dataran yang mengandung fraksi debu yang sangat mudah lapuk memiliki sifat yang kurang baik, yaitu mengeras jika kering. Sifat ini akan menghalangi pertumbuhan semai dan memerlukan pengolahan permukaan tanah yang intensif untuk memecah keraknya. Untuk pengolahan tanah jenis ini dapat digunakan mulsa untuk menjaga agar permukaan tanah tetap basah. 

Tanah-tanah tersebut juga dapat menjadi sangat lekat dan sukar diolah ketika basah. Dalam kondisi basah, juga sangat sulit untuk berjalan atau menggunakan peralatan di tanah tersebut, karena tanah melekat pada alas kaki dan roda kendaraan serta mesin-mesin. Untuk melakukan kegiatan pertanian sangat diperlukan papan-papan untuk berjalan. Ini dapat berupa papan pendek biasa yang panjangnya 1-2 m, dilengkapi dengan gelang-gelang kaki sehingga dapat dipindah-pindahkan atau dibuat permanen. 

Masalah utama lainnya (khususnya pada tanah lempung dan berpasir) adalah kerentanannya yang besar terhadap erosi. Hujan lebat selama beberapa hari dapat melarutkan banyak tanah. Oleh karena itu, solusi untuk masalah ini adalah penggunaan mulsa. Pemberian mulsa organik pada bedengan yang baru ditanami selalu menguntungkan pada tanah yang bertekstur halus. Pada akhirnya, mulsa akan terurai tetapi pada saat itu tajuk tanaman akan sudah menutup tanah dengan baik. Bila bedengan diberi mulsa jerami, kompetisi gulma akan ditekan selama beberapa minggu sesudah pengolahan tanah. Setelah itu, apabila tanaman tumbuh baik, mulsa boleh di sisihkan karena sudah tidak dibutuhkan lagi untuk menutup permukaan tanah.

Panduan Praktis Pengelolaan Tanah untuk Bertanam Sayuran

Memperbaiki tanah dengan Pupuk Organik

English: Electron shell diagram for nitrogen, ...
English: Electron shell diagram for nitrogen, the 7th element in the periodic table of elements. (Photo credit: Wikipedia)
Untuk memperoleh hasil pertanian yang tinggi, tanah haruslah berstruktur baik dan dapat menerima air dan hujan tanpa mengerak, tererosi atau longsor. Tanah ini harus dapat menahan lengas pada tingkatan yang memadai dan memiliki tingkat kemasaman dalam rentang yang dapat diterima tanaman (di daerah tropika biasanya pH 5,5 sampai 6,8). KPKnya harus diatas 5 miliekuivalen/100 g sebagai batas minimum mutlak. Dalam budidaya sayuran, KPK kebanyakan tanah jauh lebih tinggi daripada ini.

Salah satu cara untuk memperbaiki tanah adalah dengan penggunaan bahan organik. Bahan organik mampu memperbaiki kemampuan memegang nutrien (KPK) dan kemampuan memegang air, serta memperbaiki pengatusan dan kemantapan tanah melalui perbaikan struktur tanahnya. Inilah alasan utama menekankan pemberianbahan organik secara teratur pada kebanyakan tanah tropika yang digunakan untuk produksi sayuran, terutama pada budidaya sayuran yang intensif.

Cara-cara praktis untuk memelihara ketersediaan bahan organik tanah dalam bertanam sayuran, sebagai berikut:

Pupuk Organik dan Kompos
Pupuk organik, disamping memasok beberapa nutrisi yang diperlukan untuk hasil sayuran yang tinggi, juga memegang peranan penting lainnya, mencakup perbaikan struktur tanah dan kapasitas penahan air dalam daerah perakaran, aerasi yang meningkat dari media perakaran, kerapatan massa tanah yang lebih rendah dan meningkatnya KPK serta pemegangan nutrien utama lainnya seperti nitrogen dan fosfor. Tetapi pupuk organik harus mempunyai komposisi yang benar dan harus memiliki nisbah nitrogen terhadap karbon yang tinggi; apabil tidak, mereka dapat menahan sementara nutrien tanaman dan mengurangi pertumbuhan tanaman.

Bila pupuk organik diberikan pada tanah, nitrogen yang terkandung didalamnya dipergunakan oleh jasad renik (mikroorganisme) untuk pertumbuhannya sendiri. Dengan bahan organik yang mempunyai kandungan nitrogen rendah (nisbah karbon terhadap nitrogen, atau C/N tinggi), seperti jerami padi atau brangkas jagung, jasad renik akan mengambil nitrogen yang diperlukan untuk mengurai bahan tersebut dari tanah, dengan demikian menyebabkan kekurangan hara tanaman yang paling esensial untuk sementara waktu. Inilah sebabnya mengapa dianjurkan memberikan pupuk anorganik sebagai tambahan pada pupuk kandang untuk mengoptimalkan hasil pertanaman, kecuali bila pupuk kandang tersebut bermutu sangat tinggi.

Kompos, pupuk segar (yakni tanpa jeram atau sekam padi dan bahan-bahan lainnya) tidak cocok untuk digunakan secara langsung, karena disamping kesulitan penanganannya juga dapat menyebabkan terbakarnya tanaman. Oleh karena itu, bahan-bahan tersebut harus dikomposkan sebelum digunakan. 

Sumbangan hara dari kompos meningkat dengan penambahan pupuk nitrogen, fosfor, dan kalium pada waktu penbuatan. Setiap ton kompos diberi dosis pupuk sebagai berikut;
sulfat ammonia (nitrogen) 20 kg
superfosfat 30 kg
kalium nitrat 40 kg

Pupuk Hijau dan Sisa Pertanaman (Organik)
Di beberapa daerah, pupuk hewani tidak tersedia dalam jumlah cukup, dan untuk mempertahankan bahan organik pada tingkat yang memadai bagi pengelolaan tanah liat maupun tanah pasiran, diperlukan pupuk hijau disertai pembenaman sisa-sisa pertanaman. Pupuk anorganik saja mungkin tidak sesuai terutama pada tanah liat.

Celakanya banyak sisa tanaman yang memiliki nisbah C/N yang terlalu tinggi, terutama bila mulsa (biasanya jerami atau rumput kering) digunakan sebagai suatu perlakuan budidaya dan kemudian dibenamkan dalam tanah. Untuk penguraian jerami yang cukup, nisbah C/Nnya harus 10 atau dibawahnya. Karena alasan inilah perlu ditanam tanaman legum untuk kemudian dibenamkan dalam tanah. Tanaman legum dapat ditanam sekali dalam satu sampai tiga tahun dalam pergiliran di dalam pertanian sayuran, tergantung dari kondisi tanah dan kebutuhannya. Cara menaikkan tingkat bahan organik ini berguna di daerah dimana pupuk pabrik sulit didapatkan atau mahal. Penanaman legum ini juga akan mencegah tumbuhnya gulma. Jika tingkat bahan organik dipertahankan pada tingkatan yang layak (kira-kira 5% bahan organik atau 2% karbon), tanah untuk penanaman sayuran itu akan terolah baik dan secara konsisten memberikan hasil pertanaman yang baik. Nisbah C/N dapat juga diatur dengan menggunakan pupuk nitrogen.

 Memperbaiki tanah dengan Pupuk Organik

Faktor nutrisi dalam sayuran

Vitamin merupakan substansi organik yang diperlukan untuk kesehatan dan efktif dalm jumlah-jumlah yang kecil, vitamin A disintesis didalam tubuh, tetapi sintesisnya memerlukan senyawa-senyawa tertentu (karoten) yang diperoleh dari banyak jenis sayuran. Sayuran yang merah dan kuning (seperti wortel dan waluh) terutama kaya akan karoten.

Viatmin A adalah esensial bagi kulit yang sehat dan juga jaringan. Jaringan lain, dan kekurangan vitamin ini akan mempermudah (predispose) kulit dan jaringan epitel terinfeksi oleh jasad penyebab penyakit. Kekurangan vitamin ini juga menyebakan orang jadi rabun malm (poor night vision).

Vitamin E terlibat dalam penyelenggaraan sistem reproduksi dan vitamin K dalam mekanisme pengumpulan darah. Kedua vitamin ini terdapat dalam sayuran daunan dan pucuk tunas, seperti bayam, kubis, selada, asparagus dan lain-lain.

Hampir semua sayuran mengandung vitamin C, tomat, lombok, kentang dan sayuran daunan yang hijau tua terutama merupakan sumber yang kaya. Vitamin C diperlukan untuk pembentukan dan pemeliharaan bahan-bahan (interseluler) didalam sel pada jaringan dan tulang, kekurangan vitamin ini menyebabkan terjadinya suatu kondisi yang dikenal sebagai kudis, yang ditandai dengan pembusukan dan pendarahan gusi, rapuhnya tulang dan juga pendarahan internal, ketika dimasak dalam suhu yang berlebihan juga akan mengakibatkan hilangnya seluruh unsur vitamin yang penting. Dalam beberapa keadaan sayuran dapat dimakan mentah sesudah dicuci bersih dengan air masak, atau maksimal dengan memasaknya dibawah suhu rata-rata.

Vitamin B1, B2 dan B6 juga terdapat dalam banyak sayuran, terutama sayuran daun yang hijau tua dan kacang-kacangan, tetapi tidak demikian dengan vitamin B12. kekurangan vitamin B1 dan B2 dinegara negara tropik menyebabkan penyakit beri-beri dan palagra.

"Sayuran merupakan sumber utama mineral dalam proses diet, beberapa mineral penting dipasok oleh sayuran termasuk zat besi, kalsium, dan fosfor. Kalsium dan fosfor bersama dengan vitamin D berperan dalam perkembangan kerangka tubuh dan pembentukan tulang dan gigi yang kuat, kekurangan kalsium dalam darah menyebakan tulang rapuh dan rakhitis, zat besi merupakan unsur penting dalam penyusunan sel darah merah dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia".

Protein, karbohidrat dan serat juga dipasok oleh sayuran, protein terdapat dalam sayuran kacang-kacangan, sayuran daun, dan sebenarnya dalam semua organ tanaman yang dipanen sebagai sayuran, sayuran dibuthkan juga dalam memperbaiki dan mempertahankan jaringan tubuh, sintesis enzim, ko-enzim dan hormon.

Karbohidrat sebagai sumber energi utama kebanyakan diperoleh dari sayuran umbi akar atau tuber seperti ubi kayu, kentang, ubi jalar, ubi talas, dan jagung manis. Peran keharaan sayuran sebagai penyeimbang dalam diet, merupakan dasar suatu definisi bagi kelompok ini dalam ketiadaan suatu definisi yang tepat dan luas cakupannya.

Faktor nutrisi dalam sayuran

Khasiat jambu biji

Cuaca saat ini yang tidak menentu berpengaruh buruk pada kesehatan kita. Hujan deras mengguyur bumi tercinta setiap hari, selain berdampak positif hujan juga memberikan dampak negatif pada tubuh kita. Genangan air yang ada di sana sini menjadi sarang bagi jentik-jentik dan kuman penyakit. Dari Demam Berdarah sampai diare banyak kita jumpai akhir-akhir ini, semua itu banyak berawal dari seringnya turun hujan dan kondisi cuaca yang kurang menentu.

Salah satu yang di untungkan adalah para petani jambu biji merah / jambu biji biasa yang terkenal bermanfaat menyembuhkan beberapa macam penyakit. Jambu biji alias jambu kelutuk sendiri memiliki banyak manfaat mulai dari buah, daun hingga batangnya. Melonjaknya komoditas Jambu Biji ini di sebabkan kepercayaan orang-orang yang timbul dari omongan mulut kemulut bahwa jambu ini bisa menyembuhkan penyakit demam berdarah.

Menurut berbagai sumber ekstrak daun dan buah Jambu Biji dapat berguna untuk menyembuhkan penyakit demam berdarah. Rebusan daun dan sari buahnya pun dapat berguna untuk meningkatkan jumlah Trombosit, sehingga sangat dibutuhkan oleh tubuh.Para penderita yang sudah positif DBD setelah mengkonsumsi ekstrak buah ini sekitar 500cc dalam sehari dapat meningkatkan pertumbuhan trombosit dalam tempo 8 sampai 48 jam. Menurut penelitian rebusan daun jambu biji juga dapat mencegah perkembangan dari virus DBD ini.

Komposisi : KANDUNGAN KIMIA : Buah, daun dan kulit batang pohon jambu biji mengandung tanin, sedang pada bunganya tidak banyak mengandung tanin. Daun jambu biji juga mengandung zat lain kecuali tanin, seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin. Kandungan buah jambu biji (100 gr) � Kalori 49 kal � Vitamin A 25 SI � Vitamin B1 0,02 mg � Vitamin C 87 mg � Kalsium 14 mg � Hidrat Arang 12,2 gram � Fosfor 28 mg � Besi 1,1 mg � Protein 0,9 mg � Lemak 0,3 gram � Air 86 gram

Penyakit Yang Dapat Diobati : Diabetes melitus, Maag, Diare (sakit perut), Masuk angin, Beser; Prolapsisani, Sariawan, Sakit Kulit, Luka baru;
Pemanfaatan :

1. Diabetes Mellitus Bahan: 1 buah jambu biji setengah masak Cara membuat: buah jambu biji dibelah menjadi empat bagian dan direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore

2. Maag Bahan: 8 lembar daun jambu biji yang masih segar. Cara membuat: direbus dengan 1,5 liter air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari, pagi, siang dan sore.

3. Sakit Perut (Diare dan Mencret) Bahan: 5 lembar daun jambu biji, 1 potong akar, kulit dan batangnya Cara membuat: direbus dengan 1,5 liter air sampai mendidih kemudian disaring untuk diambil airnya Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari pagi dan sore.

4. Sakit Perut atau Diare pada bayi yang masih menyusui Bahan: jambu biji yang masih muda dan garam secukupnya. Cara menggunakan: dikunyah oleh ibu yang menyusui bayi tersebut, airnya ditelan dan ampasnya dibuang.

5. Masuk Angin Bahan: 10 lembar daun jambu biji yang masih muda, 1 butir cabai merah, 3 mata buah asam, 1 potong gula kelapa, garam secukupnya Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 liter air sampai mendidih kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari.

6. Beser (sering kencing) berlebihan Bahan: 1 genggam daun jambu biji yang masih muda, 3 sendok bubuk beras yang digoreng tanpa minyak (sangan = Jawa). Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus bersama dengan 2,5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas kemudian disaring. Cara menggunakan: diminum tiap 3 jam sekali 3 sendok makan.

7. Prolapsisani Bahan: 1 genggam daun jambu biji, 1 potong kulit batang jambu biji. Cara membuat: direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan: air ramuan tersebut dalam keadaan masih hangat dipakai untuk mengompres selaput lendir poros usus (pusar) pada bayi.

8. Sariawan Bahan: 1 genggam daun jambu biji, 1 potong kulit batang jambu biji. Cara membuat: direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari.

9. Sakit Kulit Bahan: 1 genggam daun jambu biji yang masih muda, 7 kuntum bunga jambu biji. Cara membuat: ditumbuk bersama-sama sampai halus Cara menggunakan: untuk menggosok bagian kulit yang sakit.

10. Obat luka Bahan: 3 pucuk daun jambu biji. Cara membuat: dikunyah sampai lembut Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian tubuh yang luka agar tidak mengelurkan darah terus menerus.

Rabu, 20 Mei 2015

Rahasia sukses bertanam cabe

Seorang rekan saya pernah berkata, menanam cabe itu banyak resiko dan biayanya, sekali berhasil beruntunglah petani yang menanamnya, namun sekali tumbang habislah duit yang sudah dikeluarkan untuk biayanya, nah rekan-rekan pembaca khususnya yang hobi bertanam cabe, agar pertanaman anda sukses berikut kita berbagi ilmu bagaimana caranya agar cabe yang ditanam berhasil berbproduksi banyak dan baik.

Konsep dasar yang penting kita pahami terlebih dahulu sebelum memulai bertanam cabe adalah, bahwa tanah dan media yang dijadikan tempat bertanam cabe haruslah kaya dengan unsur syarat pertumbuhan sebatang tanaman, unsur hara yang tidak tercemar oleh pengendapan kimia, seperti karang tanah yang dihasilkan dari urea yang tidak terserap sepenuhnya oleh tanaman, dan unsur kimia lain yang tidak kasat mata. Jika ini yang terjadi pada lahan yang hendak anda jadikan tempat bertanam cabe, maka usulan saya ada baiknya lahan tersebut di obati dengan unsur organik.

Cara mengobatinya cukup gampang, dari pengalaman yang sudah saya lakukan bersama rekan-rekan perkumpulan peduli, kami memanfaatkan Bio � Organik Herbafarm, untuk menghidupkan kembali unsur hara pada tanah, pemakaian Bio � Organik Herbafarm untuk satu hektar lahan kami menghabiskan sebanyak 6 liter (6 botol), bagaimana cara perlakuannya, mari kita simak tipnya seperti dibawah ini.

Perlakuan terhadap benih cabe

1. Larutkan 20 Ml ( 2 tutup botol ) herbafarm cair didalam 2 liter air, kemudian rendam benih di dalam larutan tersebut selama lebih kurang satu jam

2. Siapkan kompos dan campurkan dengan tanah, aduk sampai rata.

3. Siapkan polybag kecil tempat pembenihan, masukkan campuran kompos dan tanah kedalam polybag tersebut, kemudian siram dengan air.

4. Masukkan biji cabe kedalam polybag sedalam 0,5 cm

5. Semprotkan pupuk bio-organik herbafarm pada bibit, setiap lima hari sekali selama 2 minggu, setelah muncul daun baru sebanyak 4 helai, bibit cabe siap untuk dipindahkan ke lahan.

Pengolahan tanah untuk pertanaman cabe

1. Lahan dicangkul, kemudian buat bedengan dengan lebar 1 m, tinggi 30 cm, dengan panjang sesuai dengan kebutuhan, jarak antar bedeng sekitar 50 cm, kemudian taburkan kompos sebanyak 5 ton, jika anda ingin menambahkan dolomite, tambahkan agak setengah ton saja/ hektar.

2. Tutup lahan dengan mulsa plastic, kemudian lahan diairi, biarkan selama 2 hari, stelah itu bibit siap di pindahkan.

Pemeliharaan tanaman cabe

1. Larutkan sebanyak 3 sampai 6 tutup botol Bio-organik Herbafarm pertangki air.

2. Semprotkan merata pada permukaan daun dan perakaran tanaman cabe.

3. Penyemprotan bio-organik herbafarm selanjutnya bisa dilakukan sekali selama 10 hari.

4. Jika anda ingin memberikan pupuk kimia, berikan setelah 7 hari penyemprotan bio-organik herbafarm.


Rahasia sukses bertanam cabe

Jumat, 15 Mei 2015

Alih Fungsi Lahan Dari Tanaman Semusim Ke Tanaman Tahunan

Menciptakan suatu pertanian yang berkesinambungan dengan sistim ketahanan pangan, menuntut kita harus konsisten dengan bercocok tanam, khususnya tanaman padi, namun keseriusan tersebut juga tidak akan terjadi ketika areal persawahan kesulitan mendapati air.

Kunjungan P3L-Dharmasraya ke dusun Padang Tengah kecamatan Koto Salak, Kabupaten Dharmasraya, ditemukan permasalahn yang demikian, mas bro, salah seorang anggota kelompok tani berkisah tentang mula terjadinya alih fungsi lahan di kampungnya.


�Awalnya, semua kelompok tani kami bercocok tanam padi sawah, waktu sawah kami lancar mendapat air, namun pada suatu kali irigasi untuk sawah tersebut macet sehingga air susah kami dapati, hal itu terjadi cukup lama, sehingga pada akhirnya anggota kelompok tani kami satu persatu bertanam karet dan sawit �, kata mas bro.

Pada moment macetnya saluran irigasi merupakan alasan yang sangat ideal untuk beralih fungsi lahan, air yang tidak cukup jika dipaksakan bertanam padi yang terjadi bisa saja gagal panen, ditambah lagi tanaman tahunan seperti karet dan sawit tidak terlalu sulit perawatannya, namun disisi lain untuk harga dua komoditi tersebut ditentukan oleh perusahaan, disini sebenarnya yang sangat menyulitkan bagi petani karet dan sawit, terlebih ketika hutang rumah tangga tani menumpuk dan nilai jualnya merosot.

Satu-satunya yang mungkin membedakan dengan padi sawah adalah, ketika harga beras anjlok akibat import beras dari Thailand, maka petani padi masih punya pilihan untuk menyimpannya dalam waktu yang cukup lama, menyimpan ini tentu saja menyimpan dan tidak kelaparan, sedangkan untuk komoditi karet dan sawit tidak mungkin hal seperti itu dilakukan.

Sekarang salah satu kelompok tani yang berada di dusun padang tengah mengalami persoalan lain, setelah persoalan alih fungsi lahan sekarang mereka tidak kunjung mendapat bantuan dari pemerintah, hal ini mungkin patut juga dipertibangkan, ketika jumlah areal dan kelompok tani mereka tidak lagi mencukupi untuk memenuhi syarat sebuah bantuan tani, tentu hal seperti ini harus pula diperhatikan, bukan berarti ditinggalkan begitu saja.


Jika anda yang membaca artikel ini berminat MENGULURKAN TANGAN, untuk membantu solusi terhadap kondisi kelompok tani di padang tengah, silahkan hubungi P3L-DHARMASRAYA melalui email : p3l.dharmasraya@gmail.com, anda mengirikan surel melalui email, setelah itu kita ketemuan, kemudian menuju ke lokasi.

Proses Awal Pembuatan Biogas

Mengatasi carut marutnya situasi harga BBM termasuk Gas, ada baiknya dilakukan upaya cepat untuk menetralisir kepanikan masyarakat, salah satu upaya tersebut adalah, dengan memanfaatkan hasil akhir peternakan seperti sapi atau kambing sebagai sumber Biogas.

Usaha tersebut setidaknya menjadi pemikiran dasar untuk mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap sumber energy, terutama sumber energy yang disubsidi oleh pemerintah, seperti BBM jenis premium, solar, dan Gas.

Beberapa pemuda yang tergabung dalam kelompok P3L-Dharmasraya, bersama pemuda jorong Bungo Tanjung, dengan narasumber bapak Hery dari jambi, melakukan percobaan pembuata Biogas dengan memanfaatkan urine sapi, karena hal ini baru pertama kali dilakukan peserta sangat bersemangat.

Percontohan pembuatan Biogas ini dilakukan di areal perkandangan kerbau, jorong Bungo Tanjung, kenagarian Gunung Medan, disekeliling kandang digali saluran tempat penampung urine kerbau, sekaligus dibuat tempat degenerator pengurai seyawa organic menjadi senyawa metana, dibawah ini bisa dilihat kegiatan pertama dalam rangkaian proses pembuatan biogas.

Proses Awal Pembuatan Biogas